Sepakbola wanita di Indonesia akan kembali menggeliat. Melalui perhelatan turnamen Bengawan Cup II 2016, sepakbola wanita diharap dapat meraih eksistensinya kembali.
Namun ada satu hal yang unik dari perhelatan yang berlangsung pada 28-31 Desember di Stadion R Maladi Sriwedari, Solo. Yakni penggunaan limbah kertas untuk bahan baku pembuatan trofi untuk tim yang menjadi juara nantinya.
Memang limbah kertas ini disulap dengan baik oleh tangan-tangan kreatif komunitas Moshcraft Jember yang di pelopori oleh salah satu mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember, Masnif.
Trofi Bengawan Cup II 2016.
"Trofi ini beda dari pada yang lain. Biasanya untuk piala atau trofi berbahan kayu atau bahan lain yang dilapisi emas. Namun untuk perhelatan ini kita manfaatkan limbah kertas," ujar Jaenuri selaku perwakilan dari Moshcraft Jember.
"Jadi limbah kertas kita pilih, linting, dan kita susun menjadi bentuk piala," tambahnya.
Bukan tanpa alasan, pemilihan limbah kertas ini menjadi bahan baku pembuatan Piala ini. Namun ada filosofi tersendiri akan pemilihan bahan baku ini.
"Ini ada filosofinya juga. Hampir sama dengan sepakbola wanita yang sudah lama tidak diperhatikan dan dinilai tidak berharga. Tapi bila diolah dan diperhatikan akan menjadi lebih berharga. Sama seperti limbah kertas, kalau kita bisa mengolahnya akan menjadi bahan yang bermanfaat dan memiliki daya jual tinggi," tutupnya.
Trofi Bengawan Cup II 2016 terbuat dari daur ulang limbah kertas.
Turnamen Bengawan Cup II 2016 akan berlangsung pada tanggal 28-31 Desember mendatang. Ada empat tim yang akan ikut serta, yakni Putri Surakarta, Putri Jogjakarta, Putri Garda Sukabumi, dan Putri Kartini Jepara.
Turnamen tersebut sudah berlangsung sejak tahun lalu. Ketika itu, tim sepakbola Putri Brawijaya Kediri keluar sebagai juara.