Kepengurusan PSSI yang baru melahirkan beragam harapan dan cita-cita mulia dari berbagai pihak. Pemerintah pun turut mendukung berbagai langkah strategis yang dilakukan PSSI, yang kini dipimpin oleh seorang Pangkostrad, Letjen Edy Rahmayadi.
"Dibanding era sebelumnya, PSSI kali ini sudah bagus dalam membangun komunikasi dengan pemerintah. Kita harus terus menjaga amanah ini," kata Gatot Dewa Broto dalam kunjungannya ke Malang.
Meski demikian, bukan berarti pemerintah akan mengurangi tingkat pengawasan terhadap berbagai kebijakan yang akan dilakukan, meski kini diakui mulai sejalan dengan PSSI.
"Kami akan tetap kritis, terutama jika PSSI kembali berjalan keluar dari jalurnya di kemudian hari," imbuh pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia tersebut.
Satu poin yang patut menjadi perhatian penuh adalah komitmen PSSI yang akan lebih peduli dengan pembinaan sepakbola usia dini. Pasalnya, bidang ini dianggap sangat penting karena berdampak pada prestasi sepakbola Indonesia di masa depan.
"Itu yang akan menjadi perhatian lebih kami dalam mengawasi PSSI nantinya,"
"Karena, maaf saja, pembinaan usia dini ini yang kurang tersentuh oleh PSSI di era sebelumnya," paparnya.
Pembenahan sistem pembinaan usia dini memang semestinya dilakukan mulai sekarang. PSSI wajib memperbaiki tingkat kelanjutan kompetisi bagi pemain, dimulai dengan kompetisi antar Sekolah Sepakbola (SSB), kemudian berlanjut pada kompetisi tingkat akademi klub, hingga level provinsi di Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar setiap empat tahun sekali.
"Masih banyak pemain dengan talenta tinggi yang belum terlihat karena kurangnya wadah untuk berkompetisi," cetus Deputi IV Bidang Komunikasi di Kemenpora tersebut.
"Jangan lihat (Lionel) Messi atau (Andreas) Iniesta (dua pemain FC Barcelona) di masa sekarang. Lihat prosesnya dari ketika menimba ilmu di akademi sepakbola saat usia dini," paparnya.