Jakarta adalah pusat pemerintahan dan ekonomi Indonesia. Tak jarang banyak warga yang berbondong mengadu nasib ke Jakarta untuk memperbaiki perekonomian mereka. Dari gang-gang sempit hingga ke kota besar, nafas para pencari kepuasan ekonomi pun terus memburu.
Di tengah kota, peranakan Tionghoa sudah datang ke Indonesia pada 300 tahun yang lalu. Tionghoa yang datang ke Indonesia banyak berasal dari Provinsi Fujian daerah Taiwan, yang juga dikenal dengan China Hokkien.
Tionghoa tersebut banyak berkumpul di daerah kota yang terkenal dengan daerah Pecinan di Glodok Jakarta. Turun temurun mereka membangun kehidupan dan berbaur bersama dengan warga lokal, entah itu berhubungan urusan ekonomi, sosial, dan tak jarang banyak yang membangun rumah tangga dengan warga pribumi.
Etnis Tionghoa pun juga memiliki pengaruh dalam melawan penjajah. Bahkan di tahun 1740 mereka melawan Belanda dengan melakukan pemberontakan yang dikenal dengan nama Geger Pacinan. Setidaknya ada sekitar 20.000 warga Tionghoa yang menjadi korban. Karena peristiwa tersebut, aliran sungai kali yang berada tak jauh dari kawasan Glodok berubah menjadi warna merah darah.
Imbas dari peristiwa tersebut, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan yang disebut dengan Wijkenstelsel, yang artinya para etnis Tionghoa hanya boleh tinggal di kawasan Glodok dan dilarang tinggal di dalam tembok kota. Namun justru karena peraturan inilah kehidupan bisnis di kawasan Glodok semakin tumbuh dengan pesat.
Bicara tentang Tionghoa di Jakarta dan peranan terhadap sepakbola, etnis ini sudah memainkan olahraga jauh sebelum PSSI berdiri. Ada beberapa klub sepakbola etnis Tionghoa di Jakarta, yakni UMS, Chung Hua, BBSA (Bangka Belitong Sport Association), dan San Ming Hui.
Namun, kini hanya tersisa dua saja yang masih bertahan dan memutar kegiatannya untuk sepakbola Jakarta. Keduanya adalah UMS dan Chung Hua (Tunas Jaya), yang masih berdiri.
Ada cerita menarik dari dua klub tersebut. Keduanya menjadi klub besar Tionghoa di Jakarta dan merupakan rival dan kawan lama.
Seperti apa perjalanan, rivalitas, dan sumbangsih mereka untuk sepakbola Persija dan Indonesia? INDOSPORT merangkum secara ringan investigasi dua klub tersebut.