“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Mungkin, peribahasa itu tepat untuk menggambarkan kedua anak laki-laki yang berulang tahun ini. Namun, keberuntungan dalam karier sang ayah sepertinya tidak ikut jatuh ke anaknya.
Ya, tepat hari ini, Darren Ferguson lahir dua tahun terlebih dahulu dari Jordi Cruyff. Darren saat ini berumur 45 tahun, sedangkan Jordi menginjak 43 tahun. Akan tetapi keduanya memiliki nasib yang tak jauh berbeda dalam dunia sepakbola.
Darren Ferguson contohnya. Lahir di kota Glasgow, Skotlandia, dirinya berada di bawah bayang-bayang nama besar sang ayah, Sir Alex Ferguson. Darren memulai karier sebagai pesepakbola dengan memasuki akademi Manchester United.
Debutnya bermula saat Setan Merah sudah dilatih oleh Sir Alex Ferguson di musim 1990/91. Di musim tersebut, ia hanya memainkan 1 laga saja, ketika Manchester United dilumat Arsenal 3-1 di Highbury Stadium, 6 Mei 1991.
Darren Ferguson saat masih bermain di Manchester United.
Nasibnya di bawah kepelatihan sang ayah tidak berjalan mulus. Dari musim 1990/91 hingga 1993/94, Darren total hanya bermain 21 laga saja selama berkostum Setan Merah.
Hingga akhirnya ia pergi meninggalkan Old Trafford dan bermain untuk klub antah berantah, seperti Wolverhampton, Sparta Rotterdam, Wrexham, hingga Peterborough.
Sedangkan Jordi Cruyff lahir di kota Amsterdam, Belanda. Jordi lahir di bawah nama besar legenda sepakbola Belanda, sekaligus Ajax dan Barcelona, Johan Cruyff. Jordi juga mengawali kariernya sebagai pesepakbola di bawah kepelatihan sang ayah, saat masih menangani La Blaugrana.
Namun, dalam debut kariernya sebagai pesepakbola profesional, Jordi sedikit lebih baik ketimbang Darren.
Pasalnya, selama 5 tahun Jordi bermain untuk klub besar, yaitu Barcelona dan Manchester United. Walau pada akhirnya, di kedua klub tersebut Jordi tidak sering bermain di tim inti.
Jordi Cruyff (kanan) bersama dengan sang ayah, Johan Cruyff saat masih di Barcelona
Seperti saat berkostum Setan Merah, dirinya sempat dipinjamkan ke Spanyol oleh Sir Alex Ferguson.
Dua tahun awal bersama Setan Merah, Jordi yang berposisi sebagai gelandang bertahan kalah saing dengan Phil Neville maupun Roy Keane. Hingga akhirnya pada awal bulan Juli 1998, Sir Alex Ferguson meminjamkannya selama 1 musim penuh ke Celta Vigo.
Andai saja dirinya tidak dipinjamkan, Jordi bisa saja masuk ke skuat Ferguson yang memenangkan treble winner di tahun 1999.
Berharap kian membaik pasca dipinjamkan ke Spanyol, justru karier Jordi mulai meredup ketika kembali dari Celta Vigo.
Di tahun 2000, Jordi pindah ke klub asal Spanyol, Alaves, dengan status free transfer. Sejak saat itu, karier Jordi seakan kian tak menentu. Total 5 klub pernah ia sambangi, dengan tanpa sekalipun trofi yang ia raih.
Dalam hal kepelatihan, kedua orang ini juga memiliki nasib yang serupa. Contohnya Darren, yang tidak sehebat ayahnya dalam membangun sebuah pondasi klub.
Sir Alex Ferguson dikenal sebagai pendiri utama dalam keberhasilan Manchester United menjadi yang terbaik di tanah Inggris.
Total, sang ayah meraih 13 gelar Liga Primer Inggris bersama Setan Merah. Belasan gelar lainnya pun bersarang di lemari piala Manchester United saat masih dilatih olehnya.
Berbeda dengan sang ayah, Darren hingga kini melatih 3 tim saja, yaitu Peterborough, Preston, dan Doncaster. Awal kepelatihannya berada di Peterborough, klub semenjana Divisi Ketiga Liga Inggris.
Darren Ferguson saat diperkenalkan sebagai pelatih Peterborough.
Kini, Darren melatih klub Divisi Empat Liga Inggris, Doncaster. Rasio kepelatihan Darren sendiri sangat buruk. Dilansir Transfermarkt, Darren mengantongi 41,9 persen kemenangan dan 38 persen kekalahan dalam kariernya sebagai pelatih.
Berbanding terbalik dengan sang ayah yang mengantongi 61,7 persen kemenangan dan 17,1 persen kekalahan.
Sedangkan Jordi Cruyff, memulai kepelatihannya sebagai asisten pelatih di klub asal Malta, Valletta.
Selama 1 musim menjadi asisten pelatih Ton Caanen dari 2009 hingga 2010, dirinya langsung banting stir menjadi Direktur Olahraga AEK Larnaca, sebuah klub sepakbola asal Cyprus.
Jordi Cruyff menjadi Direktur Olahraga di klub Israel, Maccabi Tel Aviv.
Dua tahun lamanya menjadi Direktur Olahraga AEK Larnaca, ia menorehkan sejarah bagi klub, dengan menjadi klub Cyprus pertama yang mengikuti kompetisi Liga Eropa, setelah mengalahkan Rosenborg di babak play off.
Kini, Jordi menjadi Direktur Olahraga dari klub Israel, Maccabi Tel Aviv. Kedatangan Jordi di klub asal Israel di tahun 2012 langsung berbuah manis.
Pasalnya, Maccabi langsung memenangkan gelar Liga Israel setelah 10 tahun lamanya mereka tidak pernah memenangkan gelar tersebut.