Saddil Ramdhani berhasil membuat Luis Milla melirik untuk mengangkutnya dalam seleksi Timnas U-22 Indonesia yang baru saja usai Kamis (23/02/17) kemarin. Selama 3 hari menjalani seleksi, Saddil berupaya untuk meyakinkan Milla tetap menggunakan jasanya di skuat pilihannya.
Pemain yang lahir di Kendari ini sempat kewalahan beradaptasi pada hari pertamanya melakukan seleksi. Namun, Saddil mampu cepat mengatasi permasalahan tersebut pada hari selanjutnya.
"Awalnya, hari pertama sulit. Hari kedua sudah bagus," kata Saddil.
Kini pemain yang membela Persela Lamongan tersebut bertekad menembus skuat utama Timnas U-22 Indonesia. Pasalnya, menembus skuat Timnas Indonesia merupakan impian terpendam Saddil sejak masih kecil.
Hal ini diakui oleh La Ode Hamdan yang merupakan pelatih Saddil saat masih belia. Hamdan bahkan sudah memperhitungkan bahwa bakatnya bakal dilihat banyak orang suatu hari kelak.
“Sebagai seorang striker, Saddil merupakan pemain cerdik. Memang ini anak bagus mainnya. Dengan skill-nya itu, Saddil bisa diperhitungkan di kancah nasional,” tutur Hamdan seperti dikutip dari Kabarkendari.com.
Saddil kecil lahir dari keluarga sederhana di sebuah wilayah di Kendari. Saddil bahkan sempat hampir putus sekolah karena orangtuanya tak mampu membiayainya.
"Dulu Ibu cuma bisa berutang untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Saya sempat hampir putus sekolah saat mau lanjut SMP, tetapi orang tua mengusahakan agar saya bisa lanjut," tutur Saddil sepeti dikutip dari Vivanews.com.
Alhasil, Saddil pun harus bekerja keras demi mewujudkan impiannya sebagai pesepakbola. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini pun tak segan untuk menjadi seorang penjual jambu agar bisa membeli sebuah sepatu bola.
"Yang tidak bisa saya lupakan waktu beli sepatu bola pertama seharga Rp100 ribu buat latihan di kampung sendiri. Waktu itu saya beli sendiri hasil dari jualan jambu yang saya pungut dan kumpulkan," katanya.
Beruntung, bakat Saddil kemudian terpantau oleh salah seorang anggota TNI yang bertugas di Kendari. Sang anggota TNI inilah yang akhirnya menjadi bapak angkat Saddil dan membawanya ke Malang untuk kemudian berlatih di ASSIFA asuhan Aji Santoso.
"Yang pertama menemukan saya di Sulteng itu namanya Pak Surya, tentara Arhanud Kendari. Waktu itu saya main tarkam, dan diajak ke Malang untuk ikut seleksi," ungkap Saddil.
Penampilan Saddil Ramdani selama latihan tiga hari ini cukup menarik perhatian Luis Milla. Pelatih asal Spanyol tersebut mengaku senang dengan tipe pemain yang cepat saat memegang bola.
"Kalau winger itu harus cepat ketika pegang bola seperti Saddil Ramdani," ungkap asisten pelatih Timnas, Bima Sakti menyampaikan pesan dari Luis Milla.