Stefan Hansson sudah berlabuh di Persema Malang. Keputusan tersebut menyisakan pertanyaan besar karena Persema hanya bermain di Liga 3.
Pertanyaan besar itu merujuk pada kapasitas Stefan Hansson, yang merupakan pelatih internasional dengan memegang lisensi UEFA Pro.
Lisensi itu pun sudah selayaknya dipakai Hansson untuk membesut tim Liga 1, lantaran statusnya sebagai pelatih profesional. Lantas, apa motivasi Stefan Hansson mau turun kasta bersama Persema di kompetisi Liga 3 tahun ini?
"Tentu ada banyak pertanyaan tentang kebijakan ini. Tapi, saya pastikan menerima tawaran ini sebagai tantangan baru di karier saya," jelas pelatih berkebangsaan Swedia.
Persema Malang mungkin menjadi tim amatir yang pernah dibesutnya. Sebelumnya, Hansson tercatat menangani sejumlah tim dengan standar profesional seperti saat menukangi Timnas Myanmar U-23. Lalu ada Mitra Kukar dan Persela Lamongan di Indonesia.
"Saya sudah berlalu lalang di sejumlah negara Asia, seperti Indonesia, Myanmar, Vietnam maupun Bangladesh," ungkapnya.
"Bagi saya, tidak menjadi masalah kalau akhirnya takdir menentukan saya untuk melatih klub amatir. Karena tidak ada perbedaan mencolok antara tim Liga 1, Liga 2 atau Liga 3," sambung Hansson.
Mantan pemain dan pelatih di IFK Malmo Swedia itu pun tak mau mengutamakan gengsi, lantaran hanya menjalani karir kepelatihan di kompetisi amatir.
Hansson punya alasan tersendiri dengan tertantang untuk mencetak pemain generasi muda yang berkualitas di masa depan.
"Anda mungkin sudah tahu apa yang saya lakukan di klub seperti Mitra Kukar. Ada juga tim-tim lain yang levelnya sama di papan atas,” ujarnya.
“Tapi, kompetisi amatir juga bagus untuk seorang pelatih. Karena akan melahirkan Ahmad Bustomi atau Raphael Maitimo (anak asuhnya di Mitra Kukar) pada masa depan " tandas pelatih berusia 59 tahun tersebut.