Mengenang Tergusurnya Stadion Lebak Bulus Lewat Buku 'Sanggraha'
Manis, pahit, telah dijalani Nugroho dengan ikhlas dalam proses pengambilan gambar Stadion Lebak Bulus ketika sedang dalam tahap perobohan. Bahkan, ia pernah mengalami kejadian mistis di stadion tersebut.
“Soal hantu, beberapa kali motret sendiri, tepatnya di Tribun VIP, pernah gue lewat seperti ada yang panggil, padahal di situ gak ada siapa-siapa,” kata Nugroho.
“Sama sempet menitikkan air mata kala eskavator menghancurkan tribun Stadion Lebak Bulus. Sedih juga sih,” lanjutnya.
Nugroho masih ingat betul ketika Persib Bandung tak mau menghadapi Persija di Stadion Lebak Bulus pada 2005 lalu. Hasilnya adalah Walk Out untuk kemenangan Macan Kemayoran. Momen yang selalu dikenang dan tak pernah dilupakan oleh Nugroho.
“Semuanya adalah kenangan indah, kecuali kekalahan. Paling gue ingat, pertama kali nonton sepakbola di stadion waktu Persija lawan Persib 2005 lalu. Ketika itu, Persib kalah WO dan menolak bertanding melawan Persija. Itu debut gue menonton sepakbola penuh banget, niatnya mau nonton sepakbola yang menghibur,” tutur Nugroho.
Nugroho sebenarnya sudah bosan dengan harapan. Namun, ia melihat adanya titik cerah pada pemimpin DKI yang akan datang. Harapannya, stadion baru untuk Persija. Tidak usah mewah dan megah, yang penting ada dan mudah untuk digunakan.
“Gue sudah bosan sebenarnya dengan harapan soal stadion baru. Dari jamannya Gubernur Sutiyoso hingga sekarang. Cuma, yang baru ini, boleh lah kita sama-sama berharap, untuk membangun stadion baru. Bisa di Taman BMW atau tempat lain, gak perlu sebesar SUGBK, setengah dari kapasitas SUGBK juga sudah cukup. 50 ribu penonton. Agar kita juga nyaman menonton sepakbola tidak perlu ke Bekasia atau Solo, Persija itu tim ibu kota,” pungkas Nugroho mengakhiri.