Gelandang andalan Timnas Thailand, Charyl Chappuis ternyata pernah menolak tawaran untuk bergabung dengan Juventus saat masih berusia muda. Tawaran nyata tersebut datang langsung dari Juventus usai Chappuis menjuarai Piala Dunia U-17 bersama Swiss.
Chappuis sendiri memang sudah menunjukkan bakat sebagai pesepakbola sejak belia. Ia merupakan sosok pemain yang memiliki garis keturunan Swiss dari ayahnya serta Thailand dari ibunya, yang tumbuh di kota Zurich dan mengawali karier profesionalnya bersama dengan Grasshopper Zurich.
Meski tak pernah memperkuat tim senior Grasshopper, namun Chappuis tetap menunjukkan kualitasnya saat dipinjamkan ke Locarno dan Lugano. Berkat penampilannya itu, Chappuis akhirnya dipanggil membela Timnas junior Swiss yang akhirnya sukses juara di Piala Dunia U-17 pada 2009.
Penampilan bagus Chappuis selama berlangsungnya ajang Piala Dunia U-17 pun membuat sejumlah klub Eropa termasuk Juventus kepincut. Melalui perwakilannya, raksasa Serie A Italia tersebut langsung melayangkan tawaran kepada Chappuis muda.
Sayangnya tawaran dari Juventus tersebut ditolak oleh Chappuis dan kini ia pun mengaku menyesal pernah menolak tawaran besar tersebut. Padahal, pemain berusia 25 tahun itu tinggal selangkah lagi bisa bermain dengan Gianluigi Buffon dan kawan-kawan.
“Setelah Piala Dunia U-17, saya dan ayah saya menerima banyak panggilan telepon dari banyak agen di seluruh dunia, setidaknya ada 10 hingga 15 kali panggilan dalam sehari,” ungkap Charyl Chappuis kepada FourFourTwo Thailand.
“Tapi setengah tahun setelah memenangkan Piala Dunia, Juventus datang dengan tawaran nyata. Tawaran itu datang dari Gianluca Pessotto (saat itu menjabat sebagai pemandu bakat). Ia datang dari Turin ke Zurich, lalu kami bertemu di suatu tempat,” sambung pemain kelahiran Swiss tersebut.
“Saya tak tahu bagaimana ayah saya memulai pembicaraan, pada mulanya karena ayah saya tak bisa berbicara dengan bahasa Italia. Lalu ia (Pessotto) menyatakan tertarik pada saya. Saya dinilai punya kualitas membaca pertandingan dengan bagus, punya dasar pemahaman sepakbola bagus dan juga keahlian yang mumpuni,” jelasnya.
“Juventus mengajukan tawaran resmi, Pessotto mengatakan bahwa saya akan mendapat gaji di sana tapi saya tak tahu berapa nominalnya,” kenang Chappuis.
“Saya menolaknya karena saat itu masih belum berani menerima tantangan. Saya masih takut jika sendirian jauh dari rumah, takut untuk berkomunikasi dengan siapa pun, karena saya tak bisa berbahasa Italia, jadi saya masih malu-malu,” tandasnya.
“Lalu ia berkata pada saya bahwa secara normal bahwa Juventus tidak akan datang kedua kalinya untuk memberi tawaran kepada pemain yang sama, tapi dalam kasus saya, ia datang dua kali tapi tetap saya tolak,” pungkasnya.
Meski cukup lama membela Timnas junior Swiss, namun Chapuis akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Timnas senior Thailand, tepatnya saat ia bergabung dengan Buriram United pada 2013. Setahun berselang, Chappuis menjalani debut internasional resmi dan berhasil membawa Thailand meraih gelar juara Piala AFF 2014 dan 2016.