StadionTeladan masih berdiri tegar menghadang bias sang mentari. Dibalut ragam warna mentereng dan jejeran kursi yang berkeliling rapi, masih terdengar sisa riuh gemuruh sahutan dari ribuan penonton fanatiknya.
Masih terasa sesekali kekecewaan yang menghiasi raut wajah penuh keringat. Apalagi saat tim kesayangannya gagal melesakan si kulit bundar mengoyak dan menjelajahi jaring yang tersimpul sama sisi.
Bahkan, masih tersisa gema kalimat berirama yang terus mengalir menemani perjuangan para gladiator-gladiator terpilih saat mengeksekusi lawan tanpa ampun.
Sepintas, inilah kenangan yang hadir saat pikiran menjelajah dan larut dalam sisa pemandangan sekitar 60 tahun silam. Kisah yang disadur ulang lewat memori yang tersimpan lama di dalam kepala itu seakan berusaha mengingat dan mengisahkan kembali kekejaman PSMS terhadap tamu mereka.
Tak jarang, setiap tamu yang bertandang akan menjadi korban keganasannya. Sampai-sampai julukan The Killer melekat erat di massanya.