Sepakbola kembali berduka setelah mantan pemain Newcastle United, Cheick Tiote meninggal dunia di lapangan hijau. Gelandang yang menutup usia pada umur 30 tahun itu diketahui mendapatkan serangan jantung mendadak ketika berlatih dengan Beijing Enterprises di Liga Super China.
Serangan jantung merupakan sebuah penyakit yang bisa menyerang siapa saja di segala usia. Baik itu orang yang masih berusia belia, tua, bahkan seorang atlet pesepakbola yang memiliki performa fisik mumpuni dan mampu berlarian sepanjang 90 menit di lapangan luas.
Penyakit tersebut disebut sebagai HOCM, atau bahasa ilmiahnya adalah "Hypertrophic Obstructive Cardiomyopathy". HOCM merupakan sebuah kelainan genetik yang terjadi pada performa jantung, di mana lapisan dinding jantung menebal dan menyumbat aliran darah yang masuk dan juga keluar, dilansir dari Heart.org.
Meskipun pada dasarnya jantung seorang atlet pesepakbola sudah 'termodivikasi' untuk bisa memompa darah lebih efektif dibandingkan manusia biasa pada umumnya, namun mereka juga bisa terkena kelainan tersebut.
Seorang atlet yang terkena penyakit HOCM ini memiliki kesulitan dalam bernapas layaknya manusia renta yang berusia 80 tahun, meski tubuh mereka terbilang sehat dan kuat. Olahraga seperti sepakbola tentu menuntut jantung untuk memompa darah lebih cepat dari biasanya.
Gejala utama yang biasa dirasakan penderita penyakit HOCM ini akan mengalami kesulitan bernapas dan juga sakit di dada. Jika seseorang merasakan hal serupa, alangkah baiknya ia langsung melakukan cek kesehatan demi keselamatan nyawanya.
Baca Juga |
---|
Jika terlambat, seseorang tersebut akan pingsan dan dokter menyebutnya sebagai kematian jantung mendadak. Pada umumnya, dokter olahraga menyebut bahwa seorang atlet sepakbola yang mengalami penyakit HOCM ini terbilang kecil, atau sekitar 0,2 persen dari populasi yang diperkirakan berisiko terkena penyakit jantung itu.
Selain Tiote, setidaknya terdapat 2 pemain lain yang juga mengalami nasib serupa di tahun 2017 ini. Pada tanggal 26 April 2017, pemain FC 105 Libreville, Moise Brou Apanga (35 tahun) meregang nyawa ketika tengah berlatih bersama rekan-rekannya.
Dua hari berselang, pemain sayap Township Rollers, Gofaone Tiro (26 tahun) juga pingsan ketika menjalani sesi latihan bersama tim dan dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit.
Di penjuru Eropa saat ini telah dilakukan berbagai penelitian tentang kematian mendadak yang didapatkan oleh para atlet. Di Serie A Italia, mereka sudah melakukan sebuah screening programme yang ditujukan untuk melihat jantung para pemain.
Para pesepakbola tersebut akan menjalani beberapa tes medis untuk melihat fungsi jantung dan mendeteksi penyakit HOCM ini, dilansir dari The Guardian.