Performa Arema FC sepanjang bergulirnya kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 memang terkesan angin-anginan. Tim Singo Edan baru mengemas 14 poin dari sembilan laga, hasil dari empat kali menang, dua imbang, dan tiga kalah.
Hilangnya potensi poin hingga 50 persen itu yang membuat posisi Arema kini terjun bebas ke urutan 12 di klasemen sementara. Tak pelak, inkonsistensi ini pun membuat jajaran manajemen turut ambil bagian dalam evaluasi.
"Kami pikir, pemain mulai berada di titik kejenuhan. Meski mereka memang dunianya di sepakbola, tapi kalau terus-menerus main bola bisa jenuh juga," General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Baca Juga: |
---|
Asumsi Ruddy Widodo memang benar adanya. Jika dirunut, tim asuhan Aji Santoso itu nyaris tidak memiliki waktu recovery yang ideal pasca menjalani serangkaian jadwal padat sejak pekan pertama kompetisi.
Seperti pada jadwal di bulan Mei lalu, Johan Al Farizi dkk harus berlaga dalam enam pertandingan beruntun. Jika dibagi rata, para penggawa Arema bermain setiap lima hari sekali, dan hanya punya waktu istirahat secara efektif tak kurang dari tiga hari saja.
Meski kini jarak pertandingan lumayan panjang, namun potensi kejenuhan bisa kembali dialami Cristian Gonzales dan kolega dalam dua pekan sebelum jeda Hari Raya Idul Fitri. Pasca menghadapi Perseru Serui pada 10 Juni, Arema FC kembali bertarung dengan Bali United FC, tujuh hari berselang.
"Bisa saja bermain dua kali home secara beruntun pemain kembali jenuh. Karena jika tidak diselingi away, adrenalin menjadi datar dan kurang gereget," tuturnya.
Maka dari itu, manajemen tinggal berharap ada tips khusus dari pelatih untuk kembali membangkitkan motivasi tanding pemain.
"Kalau sudah jenuh, solusinya ada pada tim pelatih untuk memperbaiki psikologis pemain agar kembali terangkat," tutupnya.