Piala Konfederasi 2017

Sejarah Piala Konfederasi: Arab Saudi hingga Kutukan

Sabtu, 17 Juni 2017 15:45 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto
© Telemundo
Piala Konfederasi 2017. Copyright: © Telemundo
Piala Konfederasi 2017.
Sejarah Piala Konfederasi

Dalam sejarahnya, Piala Konfederasi memang dalam beberapa tahun belakangan ini digelar sebagai ajang tolak ukur persiapan tuan rumah Piala Dunia yang bakal terselenggara setahun kemudian. Piala Konfederasi diikuti tujuh tim juara di benuanya masing-masing dan sang jawara bertahan Piala Dunia.

Turnamen tersebut sebelum diambil alih oleh FIFA berasal dari Arab Saudi. Dahulu Piala Konfederasi bernama King Fahd Cup, dan pertama kali digelar pada tahun 1992 di Arab Saudi.

Turnamen ini menjadi ajang bertarungnya juara dari masing-masing konfederasi atau zona. Di mana Argentina yang mewakili zona Conmebol keluar sebagai juara perdana turnamen tersebut.

Selanjutnya, King Fahd Cup digelar untuk kedua kalinya pada tahun 1995. Ketika itu, panitia mengundang juara Piala Eropa 1992 Denmark untuk ikut serta. Tim Dinamit akhirnya menjadi juara usai mengalahkan Argentina 2-0.

© Getty Images
Argentina Piala Konfederasi 1992 Copyright: Getty ImagesTimnas Argentina di Piala Konfederasi 1992.

Memasuki penyelenggaraan ketiga, tepatnya pada tahun 1997, perubahan mulai dilakukan, setelah FIFA mengambil alih pengelolaan kejuaraan tersebut. Tajuk Piala Raja Fahd kemudian diganti menjadi Piala Konfederasi, peserta pun bertambah dari Konfederasi OFC yang diwakili oleh Australia.

Meski begitu penyelenggaraan tetap berlangsung di Arab Saudi dengan tempat utama di Stadion Raja Fahd. Saat itu Brasil keluar sebagi juara setelah menundukkan Australia enam gol tanpa balas di partai final.

Pada tahun 1999, Piala Konfederasi kemudian beralih dari Arab Saudi ke Meksiko. Pada penyelenggaraan tersebut untuk menyemarakkan turnamen, FIFA menambah kuota peserta hingga genap menjadi delapan kesebelasan. Kuota tersebut diberikan kepada juara Piala Dunia tahun sebelumnya, saat itu Prancis berhak ikut ambil bagian karena mereka adalah juara Piala Dunia 1998.

Sayang, Prancis menolak untuk ikut serta, dengan alasan kondisi fisik pemain yang tak memungkinkan bertarung di ajang tersebut. Posisi Prancis kemudian digantikan Brasil sebagai runner-up Piala Dunia 1998. Namun karena pada saat itu Brasil juga berstatus sebagai juara Copa America, maka Bolivia yang merupakan runner-up Copa America kemudian ditunjuk sebagai wakil CONMEBOL. Dalam gelaran tersebut, gelar juara menjadi milik Meksiko yang sukses menumbangkan Brasil dengan skor 4-3 di partai puncak.

3.1K