Transfer saga kiper masa depan Tim Nasional (Timnas) Italia, Gianluigi Donnarumma, menjadi perbincangan oleh pencinta sepakbola lantaran dirinya yang dicap pengkhianat oleh kubu AC Milan. Pasalnya, Donnarumma sendiri pernah mengaku dirinya ingin menetap di Milan, namun kini dirinya menolak perpanjangan kontrak yang disodorkan oleh kubu Rossoneri.
Baca Juga: |
---|
“Semua orang tahu bahwa keinginan saya adalah untuk tetap tinggal di Milan. Saya adalah pribadi yang tenang dan semua pihak yang terlibat tahu akan keinginan saya untuk tetap berada di sini,” ucap Donnarumma kala itu kepada GQ Magazine, dikutip ESPN.
Namun ungkapannya itu tak sejalan dengan apa yang ia lakukan pada klub yang telah membesarkan namanya tersebut. Perpanjangan kontrak 5 tahun yang disodorkan kepadanya serta gaji 4 juta euro (Rp59,4 miliar) per tahun ditolak mentah-mentah oleh remaja berusia 18 tahun tersebut, melalui agennya Mino Raiola.
Manajer Umum Milan, Marco Fassone, mengonfirmasi akan hal tersebut. Melalui konferensi pers di Casa Milan, Raiola mengatakan kepada dirinya bahwa Donnarumma tidak akan melakukan perpanjangan kontrak pada tahun ini, dan keputusan tersebut mutlak.
“Mino Raiola telah memberi tahu saya kalau keputusan Donnarumma adalah tidak memperpanjang kontraknya. Keputusan ini sudah final,” ujar Marco Fassone seperti dilansir situs resmi Milan.
Club's CEO Marco Fassone: "@gigiodonna1 decided not to renew his contract with #ACMilan". Watch today's full press conference 🎥 pic.twitter.com/jqOpy6ZcuW
— AC Milan (@acmilan) June 15, 2017
Sebelumnya, apa yang terjadi oleh Donnarumma di Milan saat ini bukanlah hal yang baru bagi beberapa pemandu bakat di Italia. Hal itu diketahui setelah Giocondo Martorelli, salah satu pemandu bakat asal Italia, membongkar keburukan Donnarumma.
“Mungkin ini tidak menyenangkan, tapi saya merupakan salah satu dari sedikit orang yang mengetahui hal seperti ini akan terjadi,” ucapnya kala itu kepada TMW Radio.
Sekadar informasi, Martorelli merupakan orang pertama yang menemukan bakat Donnarumma dan memintanya untuk mengikuti pelatihan di Inter Milan. Awalnya, Donnarumma memang sempat akan dikontrak Inter namun tiba-tiba dirinya beralih ke rival sekota Inter, AC Milan.
“Awalnya, semua berjalan baik-baik saja hingga sebuah momen ketika Donnarumma akan tanda tangan kontrak dengan Inter. Sore itu, kami semua sudah sepakat. Dia, ayah, dan ibunya,” kata Martorelli.
“Selanjutnya, mereka juga sudah sepakat untuk bergabung dengan Milan, tanpa memberikan peringatan. Ini membuat saya berpikir Donnarumma bisa memiliki situasi sama dengan Milan,” sambungnya.
Apa yang dilakukan oleh Donnarumma kepada klubnya, AC Milan, ini bukanlah sesuatu yang pantas dijadikan contoh oleh para pemain muda Italia. Di umurnya yang masih muda, 18 tahun, ‘kelakuannya’ terhadap petinggi Milan perihal masa depannya itu berbanding terbalik dengan 6 pesepakbola yang loyal kepada klub Italia yang didukungnya.
Memang, sudah merupakan hak tiap pesepakbola untuk memutuskan masa depannya di sebuah klub. Namun, melihat apa yang telah Milan berikan untuk perkembangan dirinya, Donnarumma sebaiknya meniru keenam pesepakbola terkenal ini, yang berbakti kepada klub Italia hingga akhir kariernya sebagai pesepakbola.