490 tahun sudah usai Jakarta, tepat di hari Kamis (22/06/17) ini. Sebagai kota berpredikat Daerah Khusus Ibukota (DKI), kota dengan luas 661,5 km2 ini menjadi jantung peradaban nasional.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Propinsi DKI Jakarta, nama Jakarta sendiri disahkan sebagai nama resmi melalui sebuah keputusan DPR kota sementara No. 6/D/K/1956. Dalam keputusan tersebut, tanggal 22 Juni juga diambil sebagai tanggal lahir resmi Jakarta.
Ceruk aktivitas mengalir di setiap lini kehidupan warga Jakarta. Didirikan oleh Pangeran Jayakarta pada tahun 1527, sebuah lokasi di muara sungai Ciliwung kini menjelma menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, sosial, dan budaya dari sebuah bangsa.
Begitu pun soal geliat olahraga, Jakarta harusnya menjadi salah satu tolok ukur nasional. Namun belakangan, genderang prestasi mengalun lirih mengiringi prestasi olahraga ibu kota.
Padahal, Jakarta memiliki ikon bernama Persija Jakarta. Sebuah klub yang dicintai para pendukung yang menyebut dirinya The Jakmania, dengan sepenuh jiwa raga.
Klub yang bermula dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) ini didirikan pada tahun 1928. VIJ berdiri dengan semangat nasionalisme mumpuni, dengan MH Thamrin sebagai salah satu tokoh nasional yang menemaninya tumbuh.
Uniknya, VIJ berdiri setelah sebuah bencana kebakaran terjadi. Sebuah berita dari koran lokal, Pemandangan, pada tahun 1938, pernah menulis tentang riwayat lahir klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut.
Sebuah kebakaran hebat di sekitaran wilayah Pasar Baru menjadi inisiasi sekelompok pemuda membuat laga sepakbola amal untuk para korban. Namun siapa sangka niat untuk membantu korban kebakaran Gang Bunder itu kemudian berujung semangat pergerakan dan juga keinginan kuat para pribumi untuk merdeka.
Setelah itu, Jakarta dan Persija menjadi satu kesatuan seiring perjalanan keduanya melintas zaman. Namun tak demikian dengan capaian prestasi keduanya.
Baca Juga: |
---|
Persija sempat menjadi kekuatan mematikan di kompetisi Piala Perserikatan. Macan Kemayoran kebagian 9 kali menjadi juara pada kompetisi utama di Indonesia di era tersebut.
Namun demikian, Persija sempat puasa prestasi selama 22 tahun. Sebelum menjadi juara Liga Indonesia di tahun 2001, Persija terakhir kali meraih trofi di tahun 1979.
Sebuah dahaga panjang di tengah kota yang terus berkembang. Sepakbola ibu kota seakan mengalami kemarau kala itu.
Kini, di hari jadinya yang nyaris separuh milenium, Jakarta masih menunggu hadiah terindah dari klub sepakbola kebanggaan warga Jakarta. Apalagi 16 tahun sudah, Persija tak lagi merasakan gelar. Kemarau panjang kedua terpanjang setelah tahun 2001.
Berbekal konsistensi di beberapa laga terakhir pada Gojek Traveloka Liga 1 musim ini, Persija masih punya cukup peluang untuk memberikan kado terindah pada kampung halamannya. Persija baru saja mencatatkan diri sebagai klub pertama yang menang 4 kali beruntun di Liga 1.
Skuat yang kini diasuh oleh Stefano Cugurra Teco tersebut berada di posisi kelima klasemen sementara. Persija telah mengemas 18 poin dari 11 laga mereka di Liga 1.
Mereka hanya berselisih 5 angka dari PSM Makassar yang memuncaki klasemen sementara. Pun demikian dengan kondisi tim yang mulai kondusif setelah krisis kemenangan di beberapa laga awal.
Jalan untuk meraih gelar memang masih panjang. Masih ada 23 laga lagi yang harus dihadapi Macan Kemayoran hingga akhir musim.
Tapi berbekal cita-cita memberikan hadiah terindah untuk kota tercinta, bisa menjadi semangat tambahan untuk Bambang Pamungkas dan kawan-kawan. Selamat Hari Ulang Tahun Kota Jakarta, semoga ada kado yang didamba dari klub kebanggaan ibu kota!