Sistem pengundian grup untuk cabang olahraga sepakbola dan futsal di SEA Games 2017 yang akan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Agustus mendatang masih menggunakan sistem manual. Hal tersebut nyatanya menjadi perhatian khusus bagi Komite Olimpiade Malaysia.
Presiden The Olympic Council of Malaysia (OC Malaysia atau Komite Olimpiade Malaysia), Tuanku Imran Tuanku Ja'afar, ingin Malaysia sebagai tuan rumah mampu bersikap adil dan sportif. Komite Olimpiade Malaysia memang tak berhak untuk mengubah tata cara pengundian grup untuk dua cabang olahraga tersebut, sehingga pihaknya berharap proses pengundian dapat adil untuk semua negara peserta.
Baca Juga: Lebaran Usai, Andik Vermansah Kembali Jadi 'TKI' di Malaysia Jelang SEA Games, Timnas Malaysia Diuntungkan Aturan Kontroversial |
---|
"Kami memandang serius perkara ini dan sudah tentu sebagai tuan rumah, kami perlu berlaku adil kepada semua negara yang terlibat sebelum undian dilakukan (8 Juli 2017)," ujar Tunku Imran Tuanku Ja'afar seperti dilansir utusan.com.
"Senin depan kami akan bertemu FAM (Asosiasi Sepak Bola Malaysia) dan Masoc (Panitia SEA Games 2017 Malaysia). Keputusan akhir akan diketahui selepas pertemuan itu," tambahnya.
Di samping ketegasan Malaysia melangsungkan pengundian grup sepakbola dan futsal di SEA Games dengan cara adil, hingga saat ini polemik keistimewaan yang didapatkan Tim nasional Malaysia (Timnas Malaysia) terus bergulir. Banyak negara yang mengkritisi Timnas Malaysia yang bebas memilih grup sesuai pilihan dengan tanpa mengikuti undian di SEA Games 2017.
Anggota federasi sepakbola Asia (AFF), terkecuali Australia telah melayangkan petisi kepada Masoc terkait hal tersebut yang juga ditembuskan ke Komite Olimpiade masing-masing negara. Petisi tersebut diharapkan dapat menjadi masukan lain jelang pertemuan FAM, Masoc, dan Komite Olimpiade Malaysia, yang akan digelar Senin (03/07/17) mendatang.