Meski sudah disosialisasikan, perubahan regulasi pemain U-23 di Gojek Traveloka Liga 1 nyatanya tetap menuai protes dan beragam spekulasi. Tidak ingin membiarkan masalah tersebut berlarut-larut, PSSI kemudian memberikan jawaban tegas.
Beberapa klub seperti Borneo FC, Persiba Balikpapan, Sriwijaya FC, dan Madura United secara terbuka mempertanyakan penangguhan regulasi U-12 di Liga 1. Beberapa petinggi maupun pelatih klub tersebut menilai perubahan itu seperti lelucon ataupun lawakan yang membuat kualitas liga menjadi menurun dan selebihnya menguntungkan beberapa klub lain.
Baca Juga |
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono menjelaskan kalau keputusan untuk mengubah regulasi pemain U-23 itu merupakan keputusan bersama antara sponsor, PT LIB (Liga Indonesia Baru) selaku operator hingga komite eksekutif PSSI.
Ia menekankan regulasi itu hanya ditangguhkan sementara sampai selesai SEA Games 2017 pada awal September nanti.
"Secara tidak langsung iya (melibatkan sponsor), tapi ada pembicaraan antara PSSI melalui Komite Exco, PT LIB, dan kami keluarkan surat itu. Jika ada yang berspekulasi iya silakan. Monggo, tapi itu sudah diputuskan dan itu hanya hingga akhir SEA Games," ujar Joko Driyono.
"Kita ingin niatnya baik, buat Timnas, saya kira itu saja. Ada juga saya dengar begini, ada beberapa klub besar yang bilang jika klub itu harus dipaksa untuk menggunakan regulasi kemarin maka akan susah. Iya, silakan saja berspekulasi," sambungnya.
"Keputusan telah keluar dan ini akan menjadi catatan kita untuk bagaimana kompetisi untuk tahun-tahun ke depan," imbuh Joko Driyono.
Lebih jauh, Joko Driyono juga menjelaskan kalau perubahan regulasi (terkait penggunaan U-23 dan penangguhannya) merupakan terobosan PSSI untuk membangun Timnas yang tangguh. Ia menegaskan ada banyak diskusi yang dilakukan sebelum federasi menerapkan kebijakan pemain U-23 dan hal itu memang tidak mudah atau diterima begitu saja oleh klub peserta Liga 1.
"Pada awal kan saya sudah sampaikan, PSSI hanya ingin mencari terobosan, bagaimana dalam proses membangun Tim Nasional berhubungan dengan liga profesional. Ada banyak diskusi waktu itu, seperti fokus saja bikin kompetisi baru khusus untuk anak-anak U-23, dorong saja klub itu pakai regulasi tersebut, maka secara alamiah akan menggunakan regulasi tersebut, ada macam-macam," jelas pria yang akrab disapa Jokdri itu.
"Semua analisis dilakukan dan PSSI memutuskan untuk pemain U-23 ini harus dikerjakan. Dalam perjalanannya, memang tidak mudah dan akhirnya kita komunikasikan. Menghadapi SEA Games akhirnya surat itu kita keluarkan. Selebihnya berhenti spekulasi," tegasnya.
"Saya rasa semua cinta sepakbola nasional, semua ingin lebih baik dan tentunya kami terbuka terhadap kritikan juga untuk sepakbola yang lebih baik ke depannya," tutup Wakil Ketua Umum PSSI itu.