4 Tim yang Diuntungkan dengan Penangguhan Regulasi U-23
"Silakan diskusikan antar klub peserta liga. Saya nanti kalau banyak komentar dikira intervensi," - Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga.
'Izin' dari Imam Nahrawi kepada klub peserta Liga 1 Indonesia untuk memberikan respons terkait regulasi U-23 sudah diberikan dari Kemenpora. Keputusannya terkesan cari aman. Alasannya, ia tak mau mengusik PSSI yang tengah membangun kompetisi secara baik.
Berbanding terbalik dengan Nahrawi, gelombang cibiran - jika bukan penolakan, datang dari sejumlah pihak. Chief Executive Officer (CEO) Madura United, Achsanul Qosasi salah satunya. Melalui akun Twitter pribadinya, ia menuliskan, "Pelajaran penting yang bisa diambil adalah, ke depan, jangan ada pengurus klub yang duduk menjabat di operator (PT LIB) dan di regulator (PSSI). Cukup."
Pun dengan juru taktik PSM Makassar, Robert Rene Alberts. Pelatih asal Belanda itu menganggap penangguhan tersebut sebagai lelucon. Juku Eja sendiri hanya mengirim satu pemain saja ke Timnas U-22, yakni Asnawi Mangkualam Bahar.
"Ini kedengaran lucu, dari manajemen katanya sudah ada pemberitahuan, tapi saya belum baca. Jadi saya belum bisa bicara banyak, tapi setelah mendengarnya dari kalian (awak media), ini seperti sebuah lelucon," ujarnya.
Senada dengan Madura United dan PSM, Sriwijaya FC juga kecewa dengan operator liga. Melalui sekretaris tim, Achamd Haris pada Kamis (29/06/17), ia menuturkan seharusnya ada pemberitahuan lebih awal terkait hal tersebut.
"Tidak ada sharing terlebih dahulu dengan tim peserta. Tiba-tiba saja diubah dan setiap tim harus mengikuti begitu saja. Bila memang tujuannya untuk pembinaan pemain muda, ya dijalankan. Kita lakukan sama-sama dan konsisten," ujar Achmad Haris terkait perubahan regulasi pemain U-23.
Sedikit berbeda, Semen Padang justru datar menanggapi penangguhan. Pelatih Nilmaizar tak mau berkomentar banyak karena selain tak ada pemainnya yang dipanggil Luis Milla, ia lebih memilih fokus meramu timnya.
"Ya kami sikapi dengan biasa saja. Artinya di pertandingan berikutnya kami bisa memaksimalkan semua potensi yang ada," ujar Nilmaizar.
Direktur Utama PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Iskandar Zulkarnain Lubis juga tak ingin terlalu rewel menanggapi penangguhan regulasi tersebut. Ia dan Kabau Sirah bakal berupaya semaksimal mungkin beradaptasi dengan situasi yang ada.
"Kami sudah meminta manajer dan pelatih untuk menyesuaikan diri dengan aturan ini. Aturan tersebut baru kami terima tadi siang, dan tim pelatih sudah menyesuaikan diri dengan program latihan," katanya.
Petinggi klub dan pelatih sudah bersuara, bagaimana dengan pemain?
Muhammad Rafli, pemain muda Arema FC yang belum menginjak usia 20 tahun, punya komentar menarik. Menurutnya, adanya penghapusan regulasi tersebut justru mencambuk dirinya untuk berbuat lebih agar layak menembus skuat utama.
"Terkait penghapusan regulasi itu memang sempat membuat pemain muda down. Tapi buat saya itu menjadi cambuk, biar lebih semangat lagi membuktikan diri untuk layak masuk ke dalam skuat Arema," ucap Rafli, Senin (03/07/17).
Hampir sama dengan Rafli, Henhen Herdiana juga tak ingin terbebani. Soal peluang bermain bagi Persib Bandung, ia akan berjuang lebih keras lagi.
"Tidak menutup peluang saya bermain. Saya tetap berusaha berjuang soal main atau tidaknya diserahkan kepada pelatih. Saya tidak mau kehadiran saya di Persib karena keterpaksaan (adanya regulasi). Saya akan buktikan kalau saya punya kualitas dan berhak berseragam Persib," ujar Henhen saat ditemui di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung, Sabtu (01/07/17).
Pihak klub dan pelatih memiliki komentar beragam terkait penangguhan regulasi pemain U-23. Para pemain muda sudah menyuarakan kesiapannya bersaing menembus skuat utama tanpa bantuan regulasi tersebut. Lalu klub mana saja yang dinilai 'menang banyak'?