Rasa cemas menghampiri pelatih anyar Borneo FC, Ricky Nelson. Mantan pelatih Villa 2000 itu akan menjalani pertandingan pertamanya membesut Pesut Etam, julukan Borneo FC.
Belum lama ini, Nelson ditunjuk untuk menggantikan pelatih lama, Dragan Djukanovic. Arsitek asal Montenegro itu dicopot dari jabatannya setelah pencapaian Pesut Etam yang dinilai kurang menggigit selama kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 berlangsung.
Nelson mengaku nervous melakoni laga perdananya di Liga 1. Bukan karena bermain di kandang Persija Jakarta, Minggu, (16/07/17) di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Namun, karena kualitas seorang pencetak gol di Piala Dunia 2010 lalu.
“Jujur, saya nervous. Tapi kita punya trik untuk meredakan rasa deg-degan itu,” ujar Ricky pada sesi temu wartawan H-1 pertandingan di Bekasi, Sabtu, (15/07/17).
Baca Juga: |
---|
“Sekarang bisa dibayangkan, saya melatih pencetak gol ke gawang Timnas Italia pada Piala Dunia 2010 lalu, yaitu Shane Smeltz dari Selandia Baru. Saya harus belajar lagi, baca sosial media, browsing internet, supaya kita paham dengan apa yang pesepakbola inginkan. Kalau tidak, level kita di bawah terus,” tambahnya.
Sebelumnya, Nelson menjadi pembesut Borneo FC U-19 yang tengah berpartisipasi pada kompetisi Liga 1 U-19. Setelah dipromosikan menjadi caretaker atau arsitek sementara, juru taktik berusia 37 tahun tersebut terpacu semangatnya untuk lebih mengetahui seluk beluk dunia si kulit bundar.
“Kunci nervous adalah belajar. Ketika saya belajar, komunikasi, menelepon teman, baca-baca buku. Melatih pemain yang levelnya di atas, seperti Smeltz, punya pengalaman banyak, bagaimana seorang pelatih dapat mengatasinya,” papar Nelson.
“Saya belajar banyak lagi. Jadi, tidak pernah berhenti belajar untuk menghilangkan rasa deg-degan tersebut,” pungkasnya.