Mendapatkan pemain yang menjadi target pada jendela transfer pastinya akan membuat tiap manajemen klub menjadi senang. Rasa 'bangga' karena bisa mengalahkan para pesaing pun turut dirasakan.
Namun sayangnya, terkadang pihak klub lebih memikirkan mengenai keuangan semata dibandingkan masa depan sang pemain itu sendiri. Apalagi, untuk pesepakbola yang berusia muda.
Baca Juga |
---|
Padahal, biasanya tiap klub ingin merekrut pemain muda dengan tujuan untuk mendidik dan menjadikannya pemain bintang di masa depan. Sayang, uang terkadang menjadi suatu 'penghalang' bagi para pemain muda untuk mengembangkan karier di dunia si kulit bundar.
Sementara, uang juga bisa menjadi 'penutup' mata bagi mereka, para petinggi klub, untuk tetap bisa menghidupkan klubnya dan merasakan masa kejayaannya.
Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak klub jawara Liga Primer Inggris 2016/17, yaitu Chelsea. Website Football Fan Cast pernah memberitakan sebuah artikel berjudul "Inconsequential profits and sacrificing future stars: Chelsea’s loan system is failing" (04/07/17) yang isinya membedah mengenai sistem peminjaman pemain yang dilakukan pihak The Blues.
Pasalnya, pihak The Pensioners kerap kali mengikat kontrak satu pemain, yang kemudian tidak dimainkan untuk memperkuat tim asal London Barat, melainkan dipinjamkan ke klub lain.
Melihat hal itu, laporan pun menuturkan teori di balik kebijakan tersebut, yang mana Chelsea merekrut pemain muda yang mempunyai 'nilai' dan menjamin mereka akan bisa berkembang dengan baik. Namun, sang pemain tidak dikembangkan oleh klub utamanya, tetapi dipinjamkan ke klub lain dengan tujuan untuk ‘memperkenalkan’ sang pemain ke seluruh Eropa.
Hasilnya, pihak The Blues pun akan bisa mendapatkan uang, sebagai hasil investasi dari proses peminjaman pemain itu (beberapa proses peminjaman pemain membutuhkan uang). Dengan begitu, pihak Chelsea pun bisa kembali merekrut pemain untuk dimasukkan dalam tim utama.
Sayangnya, tidak semua pemain, apalagi mereka yang namanya sudah dikenal akan performanya yang ciamik, ingin terus menjadi pemain 'nomaden'. Seperti salah satu mantan penggawa Chelsea, Bertrand Traore. Ia mengungkapkan dirinya memilih hengkang ke Olympique Lyon karena tidak ingin terus-menerus menjadi pemain pinjaman.
"Sudah waktunya (untuk hengkang). Mengingat usia dan perkembangan saya, ini sudah waktunya bagi saya untuk meninggalkan klub. Saya tidak ingin mengulang kembali skenario yang sama (dipinjamkan ke klub lain). Sudah saatnya bagi saya untuk bisa menemukan klub yang tetap di mana saya bisa bermain di skuat utama, dan saya bisa menjadi pemain kunci di tim," jelasnya, dikutip dari Metro (29/06/17).
Sedikit informasi, pria berusia 21 tahun masuk dalam tim utama Chelsea pada 2014 lalu. Namun, baru sehari dikontrak oleh The Blues, ia pun langsung dipinjamkan ke dua klub. Pertama, ke Vitesse pada 2014-2015 dan Ajax Amsterdam pada 2016-2017. Oleh sebab itu, pria berposisi sayap kanan ini hanya membela The Pensioners selama 1 musim saja.
Contoh lainnya dialami oleh Lucas Piazon. Sejak menandatangani kontrak bersama klub bermarkas di Stamford Bridge pada 2012 lalu, dirinya hanya baru berseragam biru pada musim perdananya. Selebihnya, ia pun dipinjamkan ke beberapa klub, seperti Malaga, Vitesse, Eintracht Frankfurt, Reading, dan terakhir klub Fulham hingga 2018 mendatang.
Sama dengan apa yang dirasakan oleh Traore, Piazon pun juga mengungkapkan ia merasa tidak nyaman karena selalu dipinjamkan ke klub lain.
"Saya hanya ingin sebuah klub yang bisa saya sebut sebagai rumah," tuturnya, dilansir dari The Sun (06/09/16).
Namun di sisi lain, nyatanya tidak semua tindakan itu dilakukan karena semata-mata hanya untuk mencari keuntungan saja. Pihak klub pastinya sudah benar-benar memikirkan secara matang mengenai performa dan kebutuhan dalam skuat asuhannya.
Apalagi, jika pesepakbola itu sendiri sering kali dibekap cedera ataupun gagal bersinar ketika dirinya dikontrak oleh klub besar. Akibatnya, mau tidak mau pun ia harus rela untuk meningkatkan performa di klub lain sebagai pemain pinjaman.
Berikut ini INDOSPORT akan merangkum pesepakbola mana saja yang sebenarnya bisa bersinar, hanya saja keberuntungan tidak berpihak kepada mereka karena terus gagal dan kerap kali mengalami cedera sehingga menjadi pemain 'nomaden' akibat dipinjamkan ke klub lain.