Pertandingan Persib Bandung kontra Persija Jakarta memang dinantikan para pencinta sepakbola Indonesia. Laga tersebut bahkan disebut sebagai pertandingan klasik atau yang disebut El Clasico Indonesia.
Namun pada kenyataannya, laga Persib kontra Persija atau sebaliknya bukan merupakan El Clasico Indonesia. Hal itu bisa dilihat jika ditarik dari sejarah kancah persepakbolaan Tanah Air.
Laga Persib kontra Persija bisa dikatakan baru memanas di tahun 1999. Saat itu, muncul percikan api rivalitas kedua suporter, The Jakmania (Persija) dengan Bobotoh (Persib).
Baca Juga: |
---|
El Clasico Persib adalah Kontra PSMS Medan
El Clasico sesungguhnya untuk Persib adalah menghadapi PSMS Medan. Kedua tim kerap bersaing dan bertemu untuk memperebutkan supremasi kasa tertinggi kompetisi sepakbola di Indonesia, yang kala itu masih memakai sistem Perserikatan.
Melansir RSSSF Indonesia, Persib dan PSMS jumpa tiga kali di final Perserikatan pada tahun 1967, 1983, dan 1985. Persib awalnya kalah dari PSMS pada final Perserikatan musim 1966/67 dengan skor 2-0.
Tensi memanas ketika kedua tim bertemu di final Perserikatan 1983/84. Pada saat itu, Persib yang merupakan tim promosi berhasil melaju ke final untuk meladeni PSMS di Stadion Senayan.
Tim Ayam Kinantan pun kembali berhasil menjadi juara usai menang 3-2 melalui drama adu penalti setelah skor imbang tanpa gol menutup jalannya laga selama 90 menit.
Puncak persaingan Persib vs PSMS kembali terjadi dua tahun kemudian pada final Perserikatan 1985 di tempat yang sama, yakni Stadion Senayan. Partai ini merupakan salah satu sejarah sepakbola Indonesia karena memecahkan rekor penonton.
Menurut buku Asian Football Confederation (AFC) terbitan 1987, pertandingan ditonton oleh 150 ribu orang yang merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah pertandingan amatir dunia. Jumlah ini tentu sangat membeludak mengingat Stadion Senayan kala itu memiliki daya tampung sebesar 110.000 orang. Alhasil, para penonton sampai harus duduk di trek lari karena tribun sudah tak mampu untuk menampung animo suporter.
Pertandingan sendiri berlangsung sangat seru dan juga dramatis. Persib yang sempat tertinggal 0-2 dari PSMS mampu menyamakan kedudukan dan memaksa laga berlanjut lewat adu penalti.
Sayang di babak adu penalti, Maung Bandung gagal menuntaskan dendam setelah takluk 1-2 dari PSMS.
"Persib vs Persija hanya ramai dibicarakan. Kenapa? Karena adanya rivalitas suporter kedua tim, Viking dan The Jakmania. Menurut saya perseteruan mereka saja yang membuat panas setiap pertandingan Persib melawan Persija, jadi terkadang esensi sepakbola dalam laga itu kurang terangkat," kata legenda Persib, Yudi Guntara.
El Clasico Persija adalah Kontra Persebaya Surabaya
Sementara itu, laga El Clasico untuk Persija Jakarta adalah menghadapi Persebaya Surabaya. Kedua tim kerap kali bertemu di final Perserikatan.
Melansir RSSSF Indonesia, Persija awalnya kalah dari Persebaya di final Perserikatan 1952. Selanjutnya, Macan Kemayoran berhasil menjadi juara Perserikatan musim 1971/73 usai mengalahkan Persebaya. Persebaya kembali berjaya di final Perserikatan 1975/78 dengan mengalahkan Persija 4-3.
Terakhir, Persija mampu mengalahkan Persebaya di semifinal Liga Indonesia 2001. Persija pun melenggang ke laga final dan menjadi juara usai kalahkan PSM Makassar 3-2.