Calon Sarjana Ekonomi yang Jadi Hulu Ledak Timnas U-22
AValdo sempat bercerita soal awal pertama kali mendapat panggilan bergabung dengan Timnas U-22. Hari itu masih sangat pagi, mungkin waktu baru berangkat dari pukul 06.30 WIT saat dia mengangkat kabar bahagia itu.
"Tadi pagi sekali saya di ditelepon PSSI, sekitar jam setengah enan. Teman sekamar yang sedang tidur di mes Persipura juga kaget semua karena handphone saya bunyi terus," tutur Valdo.
Dering telepon genggamnya kemudian menjadi jembatan mimpi baginya. Inilh kali pertama Valdo dipanggil untuk mengikuti seleksi tahap kedua Timnas U-22 yang dipimpin Luis Milla.
Mimpi ini adalah puncak keyakinannya pada sepakbola dalam hidupnya. Saat pertama kali dipercaya masuk dalam skuat Persipura, Valdo baru saja diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih.
Namun hal ini tak menggoyahkan keyakinannya untuk hidup sebagai pemain sepakbola. Tak mudah baginya untuk meyakinkan orangtua bahwa mimpi terbesarnya berada di dunia si kulit bundar.
Apalagi Valdo memiliki sosok Jefry Haay, sang kakak, menjadi salah satu keyakinannya. Jefry sempat menjadi pemain yang malang melintang di dunia sepakbola. Jefry terakhir kali tercatat sebagai penggawa Barito Putera.
"Orang tua ingin anaknya punya masa depan yang baik, karena sepakbola tak selamanya punya masa depan untuk naik, ada saatnya turun. Tapi mama tetap selalu mendukung, yang penting kuliah harus jalan," kata Valdo seperti dikutip dari Goal.com.
Minimal, pemain berdarah Jawa ini telah membuktikan bahwa dirinya bisa membuktikan keduanya bisa diraih dengan ketekunan. Kostum Timnas Indonesia telah digapainya bersama dengan mimpi selanjutnya sebagai calon sarjana ekonomi.