Serie A Italia

Hijrahnya Bonucci dan Dominasi Juventus yang Berevolusi

Selasa, 25 Juli 2017 21:14 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra
© Twitter Juventus
Tiga penggawa Juventus, Gonzalo Higuain (kiri), Gianluigi Buffon, dan Paulo Dybala. Copyright: © Twitter Juventus
Tiga penggawa Juventus, Gonzalo Higuain (kiri), Gianluigi Buffon, dan Paulo Dybala.
Bahkan Pahitnya Calciopoli Tak Redam Prestasi Bianconeri

Oke, sudah bernafas lega? Kita lanjutkan lagi ke fase berikutnya.

Piala Dunia 2006 menjadi panggung utama bagi Alessandro Del Piero, Gianluigi Buffon, Mauro Camoranesi, Gianluca Zambrotta, dan Fabio Cannavaro. Lima pemain Juventus di lapangan yang membantu Italia merebut Piala Dunia keempat mereka sepanjang sejarah.

Namun, gelar ini adalah anti-klimaks bagi serangkaian prestasi mereka di ajang kompetisi domestik. Kelimanya menghadapi masa sulit sepulang dari Jerman dengan prestasi emasnya.

© Goal.com
Momen ketika Timnas Italia menjuarai Piala Dunia tahun 2006. Copyright: Goal.comMomen ketika Timnas Italia menjuarai Piala Dunia tahun 2006.

Juventus dan kedigdayaannya kemudian dijegal dengan skandal Calciopoli, yang disebut sebagai aib terburuk dalam sepakbola Italia.

Pesain Juventus, Inter Milan lalu memanfaatkan betul momentum ini. Bahkan, pihak Inter menuduh Juventus-lah sebagai biang keladinya.

Inter Milan melalui sang pengacara, Torchia, menyebut hal ini adalah sebuah aksi memalukan sepanjang sejarah sepakbola Italia. Namun, Inter menyebut sama sekali tak ada kaitannya dalam skandal tersebut.

Luciano Moggi, sang 'Mercato Guru' selaku Direktur Olahraga Juventus, dianggap sebagai yang paling berperan atas dugaan affair Juventus dengan korps wasit.

"Ini adalah bentuk antagonisme dalam olahraga yang dibawa ke ruang sidang. Inter tidak ada hubungannya soal Calciopoli. Ini tidak dapat diterima dan tak berdasar,” ujar pengacara Inter dikutip dari Football-Italia.

Jadilah Juventus dihukum turun kelas ke Serie C1 atau, kompetisi amatir, berikut dengan 2 gelar dicopot. Moggi sendiri dihukum tidak boleh lagi beraktivitas dalam dunia sepakbola Italia seumur hidupnya.

© GIULIO NAPOLITANO/AFP/Getty Images
Luciano Moggi. Copyright: GIULIO NAPOLITANO/AFP/Getty ImagesLuciano Moggi, mantan Direktur Olahraga Juventus.

Belakangan, Juventus akhirnya diberi keringanan dengan hanya bermain di Serie B, atau setingkat di bawah Serie B. Juventus yang saat itu dimuat pemain kelas dunia pun dilanda bedol desa.

Zlatan Ibrahimovic, Lilian Thuram, Gianluca Zambrotta, Fabio Cannavaro, Emerson, Patrick Vieira, dan Adrian Mutu yang enggan menahan malu pun memutuskan hijrah. Hanya Buffon, Del Piero, Nedved, Camoranesi, dan Trezeguet yang bertahan.

Semusim di kasta kedua, Juventus mampu bangkit dan kembali ke Serie A. Mudah? Lihat saja bagaimana mereka memulai kompetisi di Serie B denga pengurangan 9 poin.

Artinya, meski 3 kali menang beruntun di awal musim, Juventus tidak akan mendapatkan poin. Kembali ke Serie A kemudian dianggap menjadi gapura baru bagi Si Nyonya Tua untuk mengembalikan kejayaannya.

© MARCO BERTORELLO/AFP/Getty Images
Juventus merayakan trofi scudetto yang mereka dapat musim 2013/14. Copyright: MARCO BERTORELLO/AFP/Getty ImagesJuventus merayakan trofi scudetto yang mereka dapat musim 2013/14.

Hanya butuh 4 musim bagi Juventus, sekembalinya ke Serie A, untuk kemudian menjadi raksasa dan capaian 6 scudetto beruntun di Italia.

Belakangan, Moggi pun akhirnya dinyatakan bebas oleh Pengadilan Italia atas tuduhan Calciopoli. Putusan ini pun disambut Moggi dengan menebar senyum atas putusan ini.

"Dalam sembilan tahun, mereka cuma menemukan satu wasit yang bersalah. Calciopoli merupakan senjata tanpa amunisi. Bukti tidak ada," ucap Moggi seperti dikutip dari Kompas.com.

"Siapa yang berada di dalam sistem jika seluruh wasit tak bersalah? Setelah sembilan tahun, mereka menemukan segalanya normal dan tidak ada pengaruh dari pihak lain," tambahnya.

Kembali ke topik awal, di mana kepergian Bonucci menjadi sesal yang terelakan adalah benar adanya. Tapi mereduksi bahwa hal tersebut menjadi awal dari kejatuhan dinasti Bianconeri adalah hal yang cukup naif.

© Emilio Andreoli/Getty Images
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri. Copyright: Emilio Andreoli/Getty ImagesPelatih Juventus, Massimiliano Allegri.

Sembilu Juventus telah berlalu dibawa pancaran prestasi mumpuni. Kini, ketika Milan tengah membangun kekuatan baru untuk melangkahi Juventus, Buffon dan kawan-kawan sudah melampauinya.

Bisa dibilang, Juventus sudah pada fase evolusi sepakbola dengan manajemen yang lebih mapan. Bukan menebar uang dengan keranjang belanja penuh bintang.

Tapi musim pun belum dimulai. Semoga segala kebijakan dan tradisi yang dilalui Juventus akan sepadan dengan Milan yang tengah bersiap diri untuk berperang.

7