Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menyampaikan rasa duka cita mendalam untuk Ricko Andrean Maulana, Bobotoh yang meninggal dunia karena dikeroyok saat menyaksikan pertandingan Persija vs Persib pada pekan ke-16 Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion GBLA.
Terkait hal tersebut, Imam telah mengatur rencana untuk mengatasi masalah kekerasan antar suporter klub di Indonesia.
Imam Nahrawi kembali menyampaikan rasa duka cita mendalam untuk Ricko Andrean, Bobotoh yang meninggal dunia karena dikeroyok oknum Bobotoh lain yang menyangkanya sebagai Jakmania.
Imam bahkan memberikan peringatan keras bagi pihak terkait, PSSI, operator Liga 1 (PT Liga Indonesia Baru), dan suporter agar kejadian kekerasan suporter tak lagi terulang.
Dalam waktu dekat, Kemenpora juga akan mennggelar pertemuan dengan para perwakilan suporter klub-klub Indonesia, termasuk PSSI dan pihak terkait lainnya. Pertemuan tersebut diharapkan mampu menjadi forum komunikasi agar tak terjadi lagi pertumpahan darah antarsuporter.
“Pemerintah memberikan warning keras agar tidak terulang lagi, tanggung jawab semua, PSSI, Kemenpora PT Liga Indonesia Baru, dan suporter Indonesia, tidak boleh jatuh korban lagi cukuplah Rico jadi korban terakhir dendam antar suporter,” ujar Imam Nahrawi di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (28/07/17).
“Kami akan mengundang perwakilan suporter Tanah Air untuk islah bersama-sama kita sudah diberikan gambaran bagus sekali dengan perwakilan suporter Persija dan Persib. Untuk itu kami akan mengundang PSSI, klub, kepolisian, dan perwakilan suporter Tanah Air kami akan membuat komitmen bersama," tambah Imam.
Rencananya, pertemuan antarsuporter, PSSI, Kemenpora dan pihak terkait lainnya akan digelar pada pekan depan. Dalam pertemuan twrsebujt, Imam ingin mendengar langsung pendapat masing-masing perwalilan suporter agar ke depannya tak ada lagi kekerasan antarsuporter yang berujung kematian.
imam tak ingin menjalin kerja sama dengan semua pohak untuk mengatasi kekerasan suporter yang masih sering terjadi di Indonesia. Ia berharap akan ditemukan jalan atau solusi terbauk agar tak ada lagi korban nyawa karena permusuhan antar pendukung setia tim.
"Kita tidak boleh berhenti berusaha agar kita punya format jangka panjang dan nanti ada konsekuensi dari Komite Disiplin (Komdis) harus diikat bersama jangan hanya komitmen pemerintah saja," jelas Imam.
"Karena ini pertemuan pertama kita akan mendengar walau kami punya upaya konkret juga tapi pastinya kami ingin mendengar dari mereka," tutupnya.