Rivalitas yang mengakar antara pendukung Persija Jakarta, Jakmania dengan suporter Persib Bandung, Viking Persib Club (VPC) mulai menemui titik terang. Kedua kubu telah sepakat untuk mengakhiri permusuhan.
Ketua Umum Jakmania, Tauhid Indrasjarief menjadi inisiator kuat. Diam-diam, Bung Ferry, karib dia disapa, telah menemui Ketua VPC, Herru Joko, pasca Idul Fitri lalu.
Tewasnya seorang Bobotoh, Ricko Andrean, dalam partai Persib versus Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, belum lama ini, semakin menguatkan tekad kedua kelompok suporter untuk menyudahi permusuhan. Apalagi selain Ricko, banyak nyawa yang melayang sia-sia akibat perseteruan tiada akhir ini.
“Tidak ada rencana ke depan. Semua mengalir begitu saja. Yang kita bicarakan bukan cuma soal damai, tapi menghentikan pencegahan perkelahian dengan senjata tajam, korban luka. Menurut saya, ini rivalitas tidak asik, bukan sepakbola,” ujar Bung Ferry kepada wartawan beberapa waktu yang lalu.
“Ini bukan di tribun. Kadang-kadang malah bukan pertandingannya. Ini sweeping. Selama saya menjadi ketua, saya tidak pernah memberi toleran aksi sweeping. Saya ingin melindungi anggota sendiri.”
“Sweeping itu tidak dibenarkan. Jadi yang penting, waktu itu saya lihat di Bogor ada yang luka-luka, saya prihatin, kemudian membuat status di Facebook. Saya rencanakan pertemuan, dapatkan kontak Kang Herru (Joko) Ketua VPC. Ketika saya kontak, tanggapannya positif. Tidak ada rencana, tiba-tiba h+3 lebaran kontak Kang Herru, dia terbuka. Mengalir saja,” tambahnya.
Bung Ferry merasa jengah dengan perseteruan yang telah merembet sampai di luar dunia sepakbola. Membuka upaya perdamaian pun terus digencarkan.
“Sejak zaman saya dulu, mereka sudah tahu (ada upaya damai). Yang sulit anak-anak baru, dan ini terus kita beri tahu lagi. Saya pengin cara yang halus. Tidak menggurui namun memberi contoh. Saya belum memikirkan cara mencegah aksi sweeping. Namun sewaktu-waktu saya akan bikin tulisan di status Facebook,” terang Bung Ferry.
Pria berusia 52 tahun itu bercerita, ada beberapa pihak yang menganggapnya mencari popularitas karena mengupayakan perdamaian antara kedua kelompok besar suporter sepakbola ini. Bung Ferry menolak anggapan seperti itu.
“Jujur saya sendiri terus terang, agak-agak terpukul ketika saya mencari popularitas. Itu Pertama. Kedua, ada menuduh ini batu loncatan. Ada Jakmania yang kontra, buat saya itu tidak masalah. Karena ini proses. Cuma sejauh dia tidak melakukan provokasi, itu bebas,” tutup Bung Ferry.