Dari 18 klub kontestan kasta tertinggi kompetisi sepakbola profesional di Tanah Air (Gojek Traveloka Liga 1), empat klub tercatat absen mengirimkan perwakilannya dalam kegiatan yang menutup rangkaian evaluasi putaran pertama Liga 1 yang digelar PT LIB sejak Selasa (01/08/17) itu.
Empat perwakilan klub yang absen tersebut adalah Persegres Gresik United, Bhayangkara FC, Persipura Jayapura, dan Perseru Serui.
Pertemuan yang dipimpin Direktur Utama PT LIB Berlinton Siahaan, CEO PT LIB Risha Widjaya, COO PT LIB Tigor Shalom Boboy, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono, dan Sekjen PSSI Ratu Tisha, itu turut membahas sederet isu yang mewarnai pelaksanaan putaran pertama Liga 1 2017. Termasuk di dalamnya mengenai persiapan untuk menggunakan wasit asing di putaran kedua Liga 1.
COO PT LIB, Tigor Shalom Boboy menegaskan jika PT LIB tak hanya sekedar menggunakan jasa wasit asing di putaran kedua. Demi meningkatkan kualitas wasit yang performanya banyak dikritik pemain dan klub di putaran kedua, PT LIB juga menghadirkan pengawas wasit (referee assessor) di setiap laga putaran kedua.
“Idealnya seperti itu. Terlebih, proses kerja mereka tidak harus selalu di stadion. Tapi, juga bisa dengan lewat sajian siaran langsung. Terkait personel yang menjadi pengawas wasit, kami akan berkoordinasi dengan PSSI," jelas Tigor.
Tigor enggan menyebutkan di pertandingan mana wasit asing akan pertama kali memimpin jalannya laga di putaran kedua. Tigor beralasan jika hal tersebut telah menjadi kode etik pertandingan dan wasit yang memimpin laga akan diumumkan di waktu berdekatan sebelum laga.
“Sama seperti yang lain, kami tidak bisa menyebutkan ke publik untuk laga yang mana. Mudah-mudahan pas laga live agar masyarakat bisa lihat juga, jadi tunggu saja," tambah Tigor.
Di luar urusan perangkat pertandingan, evaluasi lain yang jadi fokus di putaran pertama Liga 1 yakni mengenai sanksi dan denda yang dijatuhkan Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Komdis diharapkan mampu bekerja dengan cepat dan tepat dalam menegakkan keadilan bagi pemain dan klub yang dianggap melanggar peraturan.
"Masing masing punya pekerjaan sendiri, PSSI sudah sepakat untuk bersinergi. Komdis harus bersifat tegas. Kami butuh kecepatan dan ketepatan untuk menjatuhkan hukuman," ungkapnya.