Sudah tujuh tahun, Arema FC absen mengangkat trofi bergengsi di Tanah Air. Momen terakhir terjadi di pertengahan tahun 2010 lalu, kala tim berlogo kepala singa dinobatkan sebagai Juara Indonesia Super League (ISL) edisi kedua.
Setelah itu, Arema disibukkan dengan karut marut internal lewat banyaknya isu dualisme dan nyaris saja degradasi pada musim 2012 silam. Lalu mulai 2013, tim Singo Edan mulai bangkit dengan memenangi beberapa trofi meski sekelas turnamen pramusim.
Maka dari itu, manajemen Arema FC berinisiatif melakukan upaya untuk mengembalikan aura juara yang sudah melekat jelang ulang tahun klub ke-30 pada 11 Agustus nanti.
Salah satunya adalah acara meruwat puluhan piala yang selama ini menghiasi lemari kaca di Kantor Arema FC, Jalan Kertanegara Kota Malang.
“Tradisi ruwatan ini dilakukan karena kita hidup di tanah Jawa. Meski berbau klenik, tapi upaya mengangkat performa tim terus kita lakukan secara teknis maupun nonteknis," bilang Sudarmaji.
"Tujuannya hanya satu, yakni ruwat adalah merawat sesuatu menjadi lebih berkah. Selain itu juga untuk menambah motivasi tim menjadi lebih baik di kompetisi,” lanjut Media Officer Arema FC itu.
Layaknya meruwat seorang anak yang diinginkan untuk lebih baik di masa depan, ruwatan piala ini juga diikuti sejumlah saksi baik awak media hingga Aremania yang tengah berkunjung.
Dengan satu teko air putih khusus dan kembang tujuh rupa, puluhan trofi juara bersejarah itu lalu disiram dan dipoles oleh beberapa orang spesialis spiritual hingga bersih dan mengkilat.
"Yang meruwat tentu saja orang khusus. Mereka adalah teman-teman Aremania dari komunitas yang peduli dengan tradisi ruwatan Jawa," ungkapnya.
Arema FC sendiri saat ini tampil kurang konsisten dan masih tercecer di peringkat ke-8 klasemen sementara Liga 1 2017. Tim Singo Edan mencatatkan total 26 poin dari 18 pertandingan yang sudah dijalani.