Belakangan, wasit menjadi sosok yang paling disorot di kancah persepakbolaan nasional. Kebijakannya kerap dianggap memberatkan suatu kubu serta mengungtungkan pihak lainnya.
Berkali-kali komplain datang dari peserta Gojek Traveloka Liga 1 soal kualitas kepemimpinan wasit lokal. Sebelum, pengadil pertandingan asing datang mengubah segala penilaian negatif.
Hadirnya sosok wasit impor dari luar negeri tetap tidak mempengaruhi pandangan pelatih PSM Makassar, Robert Rene Albert terkait kapabilitas pengadil pertandingan pada umumnya. Buatnya, tidak ada yang membedakan antara wasit asing dan lokal.
"Sepakbola Indonesia paling butuh video assistant referee (VAR). jika menggunakan itu, keputusan besar bisa dilihat dari objektif. Apakah keputusan benar atau tidak. Bila tidak benar, bisa ditinjau kenbali,” ucap Rene kepada wartawan.
Arsitek asal Belanda itu berpendapat, setiap orang pasti membuat kesalahan. Tidak terkecuali untuk wasit. Bila banyak dari mereka membuat keputusan keliru, yang dievaluasi bukan perangkat pertandingannya. Akan tetapi, mengembangkan teknologi untuk membantu pengadil pertandingan memimpin secara adil dan sportif.
“Semua orang melakukan kesalahan. Dibandingkan 20 tahun yang lalu, mereka tidak punya teknologi yang mumpuni,” tutur juru taktik berusia 43 tahun itu.
“Wasit itu bukan berarti mereka tidak tahu aturan. Tetapi, mereka tidak tahu permainannya. Yang dibutuhkan adalah teknologi untuk memberi tahu mereka,” pungkas mantan arsitek Arema FC itu.