Keputusan kontroversial wasit asing asal Iran, Bonyadifard Mooud yang tidak mengesahkan gol Wiljan Pluim menuai kecaman dari pendukung PSM Makassar. Mooud dianggap merampok kemenangan di depan mata tim tamu atas Persija Jakarta.
Wasit berusia 32 tahun tersebut menganulir gol Pluim di menit 85. Alhasil, pertandingan yang digelar di Stadion Candrabhaga, Kota Bekasi, Selasa (15/08/17) sore dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia 2017 itu berakhir imbang 2-2.
Tidak dapat diketahui secara pasti mengapa gol Pluim memanfaatkan umpan sundulan Hamka Hamzah tidak disahkan. Nampaknya Mooud melihat pemain asal Belanda itu melakukan handsball, meski dalam tayangan ulang tidak ada sama sekali insiden bola mengenai tangan.
Padahal jika gol tersebut dianulir, bisa saja PSM mengunci kemenangan tandang kedua secara berturut-turut di Liga 1. Tak pelak, tagar #WasitAsingRampokGolPSM pun mendadak ramai di lini masa suporter.
Akun Instagram @daenginfo misalnya, meminta PSSI menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka menilai tak ada handsball seperti yang diklaim oleh Mooud.
"Dear @pssi__fai apalagi penjelasan Anda dengan wasit asing asal Iran ini, ini bukti jika tidak ada handsball dalam gol Pluim!" tulis @daenginfo.
Komentar lebih pedas dikeluarkan oleh warganet dengan nama akun @vachriramadhan. Ia mengatakan, "Muka uang haram ini wasit," ketusnya mengomentari salah satu posting-an di Instagram.
Siapakah Bonyadifard Mooud?
Lahir pada tanggal 8 September 1985, Mooud diketahui bekerja juga sebagai guru fisika di SMA Shahr-e Kord, Iran. Ia mengantongi lisensi wasit FIFA sejak 2013 silam.
Sejak tahun itu pula, tercatat sedikitnya 15 pertandingan internasional telah dipimpinnya. Mooud juga dikenal dengan julukan Raja Kartu Kuning berkat catatan 50 kartu dalam 15 pertandingan tersebut.