Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mendukung ofisial Timnas Indonesia U-22 untuk mengajukan banding perihal kartu kuning yang diterima Evan Dimas. Seperti yang kita ketahui, Evan Dimas mendapatkan kartu kuning secara kontroversial.
Eks pemain Timnas U-19 itu mendapat kartu kuning sesaat dirinya merintih kesakitan, setelah menerima tendangan dari pemain bernomor punggung 23, Filipe Oliveira. Disinyalir, wasit asal Malaysia, Nagor Amir Bin Mohamed, kala itu menganggap Evan Dimas melakukan sebuah diving.
"Saya tidak berbuat apa-apa malah dikasih kartu," kata Evan kebingungan sendiri.
Jelas, hal ini sangat merugikan untuk kubu Garuda Muda. Pasalnya, dengan kartu kuning ini Evan harus absen kala Indonesia bersua Vietnam di Stadion Majlis Perbandaran Selayang, Selangor, Selasa (22/08/17) nanti.
Menanggapi hal tersebut, Cak Imam pun meminta kepada pelatih dan manajer Tim Nasional U-22 untuk mengajukan banding. Menurutnya, absennya Evan kala bersua Vietnam nanti sangat merugikan untuk kubu Timnas.
“Sangat jelas saya menyaksikan keputusan yang merugikan, bagi Evan Dimas, yang sesungguhnya adalah korban namun justru diganjar kartu kuning,” ucap Imam dikutip situs resmi Kemenpora.
“Saya meminta pelatih dan manajer Tim Nasional U-22 untuk mengajukan banding atas keputusan ini,” tambahnya.
Sebelumnya, Cak Imam juga mengecam keras keputusan wasit sepak takraw yang dianggap kontroversial kala melawan Malaysia. Dalam pertandingan tersebut, Skuat Garuda mendapatkan perlakuan tidak adil.
Hal tersebut tak lepas keputusan wasit yang menganggap Indonesia banyak melakukan kesalahan dalam melakukan tekong (servis tendangan dalam sepak takraw). Di set pertama, Malaysia lebih unggul terlebih dahulu. Namun di set kedua saat Indonesia memimpin jauh perolehan skor, wasit menilai bahwa tendangan Indonesia tidak sah.
Tim pelatih Indonesia lantas mempertanyakan keputusan wasit. Namun protes pelatih Tanah Air tidak diindahkan oleh sang pengadil lapangan, yang berujung pada walk out dari laga yang berlangsung di Stadium Titiwangsa tersebut.
“Di sepak takraw, ada lebih dari 5 kali servis yang seharusnya menjadi poin bagi Indonesia namun dianggap pelanggaran dan menjadi keuntungan bagi lawan,” tegasnya.
“Ini seperti ada rekayasa untuk menghalangi Indonesia. Apakah kemenangan harus diraih dengan cara seperti ini?” tutupnya.
Cak Imam pun menenangkan para atlet sepak takraw yang menangis dengan memberikan sebuah semangat. Dirinya pun menekankan bahwa apa yang diterima oleh Timnas Sepak Takraw Indonesia memang tidak pantas, karena pada dasarnya olahraga menjunjung tinggi sebuah sportivitas.
Jelas hal ini seakan menambah panas hubungan Indonesia dengan Malaysia dalam pagelaran SEA Games 2017 kali ini. Sebelumnya, insiden bendera terbalik di buku panduan seremoni pembukaan sempat dikeluhkan oleh Cak Imam.