Satria Tama, Rising Star Timnas Indonesia
Pertandingan yang mempertemukan Timnas Indonesia U-22 melawan Vietnam, Malaysia dan Myanmar menyisakan kisah heroik dari Satria Tama. Performanya di bawah mistar gawang menjadi highlight tersendiri di media-media nasional.
Satria menuai pujian dari warganet yang menyaksikan momen-momen penyelamatan krusial ketika Timnas U-22 dihajar serangan bertubi-tubi Vietnam. Pujian semakin deras menghujani tatkala kiper Persegres Gresik United itu tertangkap kamera menangis tak kuasa menahan kesedihan karena tak sanggup melanjutkan pertandingan di pertengahan babak kedua.
Untuk kesekian kalinya, rakyat Indonesia bisa berbangga hati memiliki kiper dengan kualitas super. Sebelum-sebelumnya, nama-nama seperti Ronny Paslah, Kurnia Sandy, Hendro Kartiko, Jendri Pitoy, sampai Listianto Raharjo sudah lebih dulu merasakan guyuran pujian suporter Merah Putih.
Ada satu figur yang tak bisa dilupakan ketika berbicara SEA Games. Dia adalah penjaga gawang Ponirin Meka. Kiper asal Medan itu punya andil besar untuk membawa Timnas menyabet emas pertama di ajang SEA Games 1987 cabang olahraga sepakbola.
Dikutip dari FourFourTwo, Sabtu (24/06/17), Ponirin adalah salah satu orang paling dibenci oleh warga Jawa Barat, terutama pendukung setia Persib Bandung. Apa sebab? Bersama PSMS Medan, Ponirin lah yang membuat Maung Bandung harus menangis karena menggagalkan peluang mereka meraih juara di final Perserikatan, tidak hanya sekali, tapi dua kali (1983 dan 1985).
Memang, harapan untuk menyaksikan 'renkarnasi' Ponirin di diri Satria Tama atau Kartika Ajie belum tersampaikan sebab Indonesia gagal meraih emas. Namun masih banyak turnamen-turnamen yang akan ia ikuti jika terus tunjukkan performa impresif bersama Merah Putih.