Penyerang West Ham, Andy Caroll mengungkapkan penyebab dirinya menabrak setidaknya 10 mobil lantaran ia harus menghindari pengendara motor bersenjata yang mencoba merampok jam tangannya senilai 22 ribu poundsterling atau setara dengan 379 juta rupiah.
Andy Caroll sempat menjadi korban begal motor pada 2016 lalu. Kejadian yang membuatnya trauma mendalam terjadi ketika ia hendak pulang ke rumah usai latihan bersama klubnya. Beruntung kepolisian London berhasil menangani perkara ini dan saat ini kasusnya sudah masuk pengadilan.
Di hadapan hakim, Andy Caroll mengungkapkan bahwa ia menjelaskan kronologi saat ia hendak dirampok saat mengendarai mobill Jeep miliknya..
Awalnya, Andy Caroll yang sedang berhenti di lampu merah menganggap pengendara motor tersebut hanya bercanda belaka. Namun setelah beberapa detik berlalu, gelagat para pembegal nampaknya serius, apalagi ada yang menodongnya dengan senjata api.
Pemain berusia 28 tahun tersebut lantas tancap gas tanpa memperdulikan bahwa ia melawan arah. Ketika itu ia memutuskan untuk kembali ke tempat latihan.
“Dia (pengendara motor) bilang jam saya bagus. Lalu saya bilang terima kasih. Namun setelah itu sang pengendara motor mendesak, ‘Berikan jam tangan Anda',” cerita Andy Caroll di persidangan seperti dilansir dari Dailymail.co.uk.
Salah satu penunggang motor menodongkan pistol kepadanya sekaligus mengancam akan menembaknya jika tak menyerahkan arloji miliknya.
“Ada dua sepeda motor. Satu di belakangku ada yang mengeluarkan pistol. Saya tidak tahu harus berbuat apa ketika itu. ' Saya adalah pesepakbola Liga Inggris,” ucap Andy Caroll yang kemudian langsung tancap gas karena ketakutan.
Beruntung penyerang jangkung ini berhasil kembali ke tempat latihan dan langsung melaporkan kejadian ini ke petugas keamanan. Pihak klub juga berinistif melaporkan hal ini ke aparat setempat. "Saya mungkin menabrak 10 mobil (saat tancap gas),” ucap Andy Caroll.
Usai kejadian, aparat setempat berhasil mengamankan seorang pria bernama O’Brien yang diduga salah satu pelakunya. Namun pihak pengacara pelaku menyatakan bahwa aparat salah tangkap.
Pengadilan kemudian melibatkan pihak forensik untuk mengungkap apakah helm dan jaket yang menjadi barang bukti milik terduga atau bukan.