3 Faktor Madrid Kini Berubah Jadi Barcelona Era Guardiola
Zinedine Zidane mulai dipercaya untuk menangani tim senior Real Madrid pada tahun 2016 kemarin. Presiden El Real, Florentino Perez, mulai menaruh kepercayaan penuh kepada Zidane yang diyakini sudah mengetahui betul kondisi luar dalam Madrid.
Hal itulah yang membuat Perez juga yakin jika Zidane merupakan sosok yang selama ini dicari untuk membangkitkan lagi kejayaan Madrid. Menggaet Zidane sebagai pelatih yang notabene adalah legenda hidup klub dianggap sebagai keputusan yang tepat, di samping juga kerap dinilai sebagai perjudian.
Sebenarnya jauh sebelum Madrid memercayakan Zidane sebagai pelatih kepala, Perez sendiri pernah bermimpi ingin memiliki sosok pelatih sehebat Pep Guardiola yang bisa menangani El Real. Ya, Guardiola yang menciptakan sejarah dengan meraih gelar sixtuple dalam semusim bersama El Barca.
Bertahun-tahun mimpi untuk menciptakan Madrid sebagai sebuah tim yang superior dengan karakter pelatih hebat seperti Guardiola benar-benar sangat sulit diwujudkan Perez. Pelatih-pelatih beken seperti Manuel Pellegrini, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, hingga Rafael Benitez, sama sekali tak bisa membawa kejayaan di tubuh El Real.
Barulah pada awal Januari 2016, Madrid seperti sudah klimaks untuk mendatangkan pelatih-pelatih top dunia. Zidane yang hanya berbekal pengalaman melatih Real Madrid Castilla pun akhirnya dipercaya untuk menangani Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan.
Sempat ada keraguan pada sosok Zidane di awal-awal masa jabatannya sebagai pelatih Madrid. Zidane dianggap tak akan bisa meraih sukses sebagai seorang pelatih seperti apa yang ia lakukan saat menjadi pemain, karena ia masih dianggap sebagai sosok yang masih bau kencur di dunia kepelatihan.
Namun, mantan legenda Timnas Prancis itu akhirnya berhasil membungkam banyak kritik yang dialamatkan kepada dirinya. Zidane menyulap skuat utama Madrid dengan metode kepelatihannya menjadi tim yang benar-benar sulit dikalahkan.
Entah instruksi macam apa atau strategi seperti apa yang diterapkan Zidane saat para pemainnya menjalani sesi latihan. Yang jelas, Zidane perlahan mengubah gaya bermain Madrid dari tim yang kerap mengandalkan serangan balik, menjadi tim yang andal menguasai jalannya pertandingan, meski juga tak bisa dibilang ‘tiki-taka’ layaknya Barcelona era Pep Guardiola.
Di musim pertamanya, Zidane langsung berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Champions untuk Madrid. Sentuhan Zidane semakin terbukti moncer kala Madrid semakin perkasa dengan merebut dua gelar yakni La Liga Spanyol dan Liga Champions di musim keduanya.