Ajang Piala AFF U-18 2017 akan segera menghadirkan laga perdana penyisihan Grup B antara Timnas Indonesia U-19 menghadapi tuan rumah, Myanmar. Kedua kesebelasan akan berjibaku untuk meraih tiga poin pada Selasa (05/09/17) pukul 18:30 WIB nanti.
Selain dipastikan akan berjalan sangat ketat, laga melawan Myanmar itu pun ikut membangkitkan kenangan terkait pengalaman Timnas Indonesia di Thuwunna Stadium, yang ditunjuk sebagai lokasi pertandingan. Sayangnya, bukan pengalaman yang baik, melainkan sebuah pengalaman buruk yang hampir saja mencelakakan.
Kejadian itu sendiri terjadi dalam ajang SEA Games di Myanmar pada 2013 lalu. Saat itu, Timnas Indonesia menghadapi Myanmar di laga terakhir untuk memperebutkan satu tempat di semifinal.
Pentingnya kemenangan dalam laga tersebut, membuat kondisi tensi tinggi tidak hanya dirasakan para pemain, tetapi juga para suporter yang menonton langsung pertandingan di Thuwunna Stadium.
Kondisi di dalam stadion pun mulai tidak kondusif setelah Alfin Ismail Tuasalamony membuka keunggulan Indonesia lewat titik putih di menit ke-36. Para suporter Myanmar mulai melemparkan tisue, botol plastik, dan benda-benda lainnya ke arah lapangan.
Tidak hanya itu, beberapa kali sejumlah penonton Myanmar nekat masuk ke dalam lapangan saat pertandingan masih berlangsung. Para pemain Myanmar pun sampai kerepotan untuk meminta para suporter itu untuk kembali ke bangku penonton.
Puncak kekacauan pun terjadi setelah pertandingan berakhir. Indonesia yang menang dengan skor 1-0 dan lolos ke babak semifinal bersama Thailand, sementara Myanmar harus tersingkir di fase penyisihan grup.
- Mengintip Keceriaan Pemain Timnas U-19 Sebelum Lawan Myanmar
- Timnas vs Myanmar: Sepakbola Sebagai Bahasa Perdamaian Dunia
- 3 Pemain Myanmar yang Harus Diwaspadai Indonesia
- Serba Serbi Thuwunna, Stadion Kecil Myanmar yang Akan Disambangi Garuda Nusantara
- Hati-hati! Statistik Myanmar Bisa Buat Timnas U-19 Tersandung
- Jelang Lawan Timnas, Hal Tak Biasa Dilakukan Skuat Myanmar
- (KUIS) Indonesia vs Myanmar: Rebut Poin Perdana!
Dilansir dari Democratic Voice of Burma, setelah pertandingan para suporter Myanmar melampiaskan kekecewaannya dengan melakukan aksi bakar-bakaran di luar stadion. Salah satu billboard SEA Games 2013 pun ikut menjadi korban pembakaran.
Setidaknya, ratusan petugas pemadam kebakaran yang diikuti oleh pasukan polisi anti kerusuhan dikerahkan untuk mengatasi kondisi tersebut. Kini setelah hampir empat tahun berlalu, apakah kejadian yang sama akan terjadi? Mari berharap sejarah buruk tersebut tidak terulang kembali.