Pelatih Borneo FC, Iwan Setiawan, sempat memberikan pernyataan kontroversial yang mendoakan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 agar kalah melawan Myanmar di Piala AFF U-18 2017. Komentar pedas Iwan yang mendoakan Indonesia kalah lawan Myanmar karena dirinya ingin menggantikan Indra Sjafri memang menggegerkan jagat sepakbola Indonesia.
- Sebelum Indra Sjafri, Iwan Setiawan Sempat Remehkan Kapten Timnas U-19
- Strateginya Diintip Pelatih Bali United, Iwan Setiawan Berlagak
- 3 Aksi Kontroversial Si Mulut Besar Iwan Setiawan
- Timnas U-19 Menang, Iwan Setiawan Diburu Warganet
- Ejek Indra Sjafri dan Timnas U-19, Iwan Setiawan Disebut Tak Nasionalis
Pernyataan kontroversial dari Iwan itu pun berbuntut panjang. Presiden Borneo FC, Nabil Husein Said Amin kabarnya geram dengan pernyataan pelatih Iwan Setiawan yang menyebutkan Timnas Indonesia U-19 akan mengalami kegagalan di Piala AFF U-18.
Baru-baru ini, Iwan akhirnya memberikan klarifikasi terkait komentar pedasnya tersebut. Mantan pelatih Persebaya itu mengatakan dirinya hanya sekadar memberikan prediksi bukan mendoakan.
"Bukan maksud saya mendoakan. Karena itu tidak pantas," ucap Iwan dikutip INDOSPORT dari Jpnn.com.
Iwan menambahkan bahwa pernyataannya tersebut ia lontarkan sesuai data dan fakta. Iwan menyebut negara-negara pesaing seperti Vietnam dan Thailand memiliki pembinaan yang lebih bagus.
Maklum, Iwan sendiri sempat menimba ilmu ke Vietnam. Untuk itu, Iwan akhirnya meminta maaf apabila peryataannya tersebut melukai pencinta sepakbola nasional, khususnya suporter Pusamania.
"Jadi, secara pribadi saya minta maaf pada suporter Pusamania dan manajemen Borneo FC, apabila ada kata yang kurang pantas diucapkan. Saya siap menerima sanksi bila memang terbukti bersalah sesuai klausul kontrak," lanjut Iwan.
Iwan juga memberikan penjelasan mengapa dirinya lebih pantas menukangi Timnas U-19 ketimbang Indrta Sjafri. Pelatih 49 tahun tersebut mengklaim memiliki formula untuk meraih prestasi.
"Jadi, apa yang saya ucapkan sebenarnya menjurus ke penilaian terhadap Indra Sjafri. Karena saya yakin lebih mampu memberikan hasil lebih baik. Saya ingin menempa mental pemain muda sedari dini. Gaya hidup harus teratur. Ya, kalau yang Muslim misalnya, harus taat beribadah. Tingkat spiritual atlet wajib beriringan dengan semangat juang mereka " pelatih kelahiran Medan itu.