Proses transfer pembelian pemain pada bursa transfer musim panas kemarin yang dilakukan oleh klub Paris Saint-Germain nyatanya paling menyita perhatian publik di seluruh dunia. Bagaimana tidak, klub kaya raya asal Prancis itu mengaktifkan klausul pembelian pada diri Neymar mencapai 222 juta euro (Rp3,5 triliun).
Dana fantastis tersebut bahkan membuat mantan pemain bintang Barcelona itu memecahkan rekor transfer dan menjadi pemain termahal di dunia.
Setelahnya, PSG lagi-lagi melakukan langkah yang mengejutkan dengan mendatangkan pemain muda Kylian Mbappe. Pria berusia 18 tahun itu didatangkan ke Parc des Princes dengan status pemain pinjaman dari AS Monaco.
Kehadiran dua pemain anyar itu tentunya membuat skuat asuhan Unai Emery menjadi semakin kuat dan patut ditakuti oleh klub elite Eropa lainnya.
Terbukti dari laga perdana yang dilakoni oleh mereka kala mengenakan jersey PSG di laga Ligue 1 Prancis 2017/18. Neymar mampu mencetak gol pertamanya di laga perdana kala melawan En Avant Guingamp pada 14 Agustus 2017 lalu.
Sementara Mbappe melakoni laga perdana di pekan kelima Ligue 1 Prancis kontra Metz. Dirinya pun turut memberikan sumbangan satu angka di menit ke-59.
Kemampuan mereka dalam mengolah si kulit bundar tentu tidak perlu dipertanyakan lagi. Neymar, sang pemain bintang yang skill-nya tentu sudah diakui.
Sementara untuk Mbappe, meskipun dirinya masih muda, tentunya masih mempunyai banyak waktu untuk terus mengembangkan karier di dunia persepakbolaan hingga menjadi pemain sepakbola top.
Oleh sebab itu, kedatangan mereka ke Prancis tentunya membawa angin segar bagi kubu Les Parisiens. Ditambah dengan adanya Edinson Cavani, perpaduan ketiga pesepakbola itu nyatanya bisa menjadi hal yang menakutkan bagi tim lawan yang dihadapi.
Menilik dari lima pertandingan yang sudah dilakoni di Ligue 1 Prancis, PSG mampu meraih lima kemenangan. Hasil itu membuat Neymar dkk pun bercokol di pemuncak klasemen sementara dengan total 15 poin.
Dari lima laga tersebut, klub PSG nyatanya mampu mencetak 19 gol dan baru kebobolan tiga angka. Meskipun Mbappe baru melakoni satu pertandingan saja, sementara Neymar sudah memperkuat di empat pertandingan, hal itu tetap menjadi langkah mulus bagi klub Prancis tersebut.
Tridente Neymar-Mbappe-Cavani tersebut tentunya tidak hanya memberikan hasil positif di laga domestik saja. Meraih trofi Liga Champions pun bisa menjadi hal yang mungkin untuk dilakukan.
Mengutip dari tulisan milik Thierry Henry dari The Sun (09/09/17), legenda Arsenal itu pun menilai bahwa bukan hal yang mustahil bagi The Parisians untuk meraih gelar Liga Champions untuk pertama kalinya.
Dengan adanya trisula maut di skuatnya, pelatih Unai Emery pastinya bisa melawan Celtic di laga perdana grup B Liga Champions pada Rabu (13/09/17) mendatang.
Namun, meskipun mempunyai pemain terbaik, bukan menjamin bahwa PSG akan dengan mudah memenangkan tiap laga. Pasalnya, semua hal bisa terjadi di lapangan hijau dan akan kembali lagi pada apa yang dilakukan oleh para pesepakbola.
"Kami fokus pada apa yang pemain lakukan dengan bola. Namun, yang terutama ialah ketika tim Anda sedang berada dalam kekalahan. Seberapa cepat bisa menangani hal itu dan memenangkan kembali," ucap pria berusia 40 tahun itu.
"Anda bisa mempunyai pemain hebat di dunia namun jika tidak bekerja keras, hal itu tidak akan berguna. Setiap tim yang memenangkan trofi Liga Champions memiliki etos kerja itu."
Pria asal Prancis itu juga menegaskan pada penekanan yang bisa diberikan terhadap tim lawan.
"Kami menerapkan hal itu saat berlatih bersama Pep Guardiola. Kami berlatih bagaimana cara kami bermain. Bagaimana cara kami memberikan ancaman akan berdampak pada lawan."
Hal itu tentunya akan mudah dilakukan jika mempunyai trisula maut di lini serang, seperti yang saat ini ada di PSG. Meskipun begitu, arahan dari sang pelatih mungkin mudah untuk dilakukan oleh Neymar yang sudah mempunyai jam terbang banyak di dunia persepakbolaan.
Ataupun oleh Cavani, yang sudah membela Les Parisiens selama empat tahun lamanya, pastinya sudah memahami dengan baik skema yang kerap diterapkan.
Namun bisa menjadi hal sulit bagi Kylian Mbappe, yang baru dua tahun meniti karier di dunia sepakbola profesional. Ditambah lagi dengan perbedaan penerapan formasi.
Sebagaimana diketahui, kala membela AS Monaco, sang pelatih kerap kali menerapkan skema 4-4-2. Formasi itu berbeda dengan The Red and Blues, yang lebih sering menggunakan skema 4-3-3.
Tentu membutuhkan banyak waktu bagi sang pemain muda untuk belajar dan terus mengembangkan performanya. Jika melihat skill yang dimilikinya saat ini, bukan hal sulit bagi pria asal Prancis itu untuk mempelajari dan menerapkan arahan pelatih dengan baik.
Pria kelahiran 20 Desember 1998 itu pastinya akan bisa membantu klub barunya tersebut mencapai puncak kejayaan, yakni meraih trofi Liga Champions yang pertama.