Apresiasi tinggi layak diberikan kepada Panitia Pelaksana (Panpel) Madura United, selama pertandingan kontra Arema FC di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan, Madura pada Minggu (11/09/17) kemarin.
Tingginya tensi laga berbalut Derby Jawa Timur itu memang menyulut reaksi emosional dari para suporter. Beberapa kali terjadi aksi pelemparan botol air mineral ketika pemain Arema hendak melakukan throw in dan sepak pojok di sisi lapangan.
Berkali-kali aksi itu terjadi dan berkali-kali pula Panpel meredamnya secara persuasif.
"Silakan bernyanyi memberikan dukungan. Kalau Anda semua mencintai klub ini, jangan melempar botol lagi agar klub tidak kena sanksi," begitu salah satu bunyi himbauan Panpel melalui MC di pinggir lapangan.
Aksi lempar batu itu pun mereda dengan sendirinya, pasca lahirnya gol kemenangan MU lewat Slamet Nurcahyo. Namun sayangnya, suporter MU kembali berulah dengan menyalakan dua buah flare di sisi utara.
Kerja keras Panpel pun berlanjut pasca pertandingan. Ketika bus rombongan tim Arema FC beranjak meninggalkan stadion menuju hotel, terjadi aksi kurang simpatik dengan pelemparan batu hingga menyebabkan kaca bus pecah. Ironisnya, bus yang ditumpangi Adam Alis Setyano dkk adalah bus yang disewa Panpel Madura united sendiri.
Atas pertimbangan keamanan, Panpel bersama pihak kepolisian kemudian merubah skenario kepulangan tim Arema. Lantaran bus yang disewa kacanya pecah, Panpel lalu menggantinya dengan bus pemain MU sendiri agar ditumpangi tim Arema dari hotel menginap semalam.
"Agar pemain lebih tenang, bus kemudian diganti dengan Baracuda sampai di Sampang," bilang Media Officer MU, Tabri S. Munir.
Rombongan tim Arema pun mendapat pengawalan ketat dengan menaiki kendaraan lapis baja milik kepolisian itu, hingga menuju tol Surabaya, dan berganti lagi dengan bus menuju Malang.
Sedikit informasi, dalam laga melawan Arema tersebut, MU berhasil meraih kemenangan 2-0. Kemenangan itu pun membuat Laskar Sapeh Kerrab berada di peringkat lima klasemen sementara Liga 1 dengan catatan 39 poin.