Timnas U-16 Indonesia menggila dengan gelontoran 18 gol yang dicetak saat melawan Kepulauan Mariana Utara, Sabtu (16/09/17). Tidak tanggung-tanggung, 18 gol mampu diciptakan Rendy Juliansyah dan kawan-kawan pada laga pembuka Kualifikasi Piala AFC U-16 ini.
Sejak babak pertama, Indonesia sudah menguasai jalannya laga. Bahkan paruh pertama pertandingan ditutup dengan skor 6-0!
Sejumlah pemain Garuda Asia, julukan Timnas U-16, tak berhenti mencetak gol hingga 90 menit pertandingan. 3 pemain sukses mencetak hattrick, yakni Mochammad Supriadi, Amirudin Bagas Kahfi Al Katiri, dan Hamsa Lestaluhu.
Sementara Sultan Armando Zico mampu tampil lebih gila. Alumni SSB Bina Taruna ini bahkan mengemas quattrick di laga ini.
Borongan 2 gol Rendy Juliansyah dan satu gol masing-masing dari Amanar Abdillah dan Andre Oktaviansyah melengkapi pesta gol ini. Meski lawan yang dihadapi tidak memiliki catatan baik di persepakbolaan internasional, namun kemenangan ini bisa menjadi motivasi awal bagi para pemain.
Yang pasti, hal penting yang bisa disorot adalah bagaimana tajamnya lini depan Indonesia. Seluruh penyerang yang dipasang oleh Fakhri Husaini dalam laga ini mencetak gol.
Lihat bagaimana Mochamad Supriadi dan Bagus Kahfi bisa mencetak hattrick di babak pertama. Duet penyerang ini telah mencetak 5 gol di babak pertama.
Pun demikian dengan Rendy Juliansyah yang sebenarnya merupakan striker, namun dipercayakan pelatih Timnas U-16 untuk bermain sebagai penyerang lubang, masih bisa mencetak 2 gol di paruh pertama. Padahal, biasanya mental para pemain di laga pembuka seperti halnya mesin pada kendaraan baru, sulit dipanaskan.
Namun para pemain Timnas U-16 mampu menjawabnya dengan sempurna. Tanpa demam panggung dan dengan lugas menjalankan tugasnya.
Sama halnya dengan para penyerang yang dimasukkan pada babak kedua. Lihat saja bagaimana Sultan Armando Zico langsung tune in dengan 4 golnya meski turun sebagai pemain pengganti.
Hal yang sama gilanya dengan Hamsa Lestaluhu yang juga mencetak hattrick setelah masuk sebagai pengganti di babak kedua. Padahal pemain asal Maluku ini baru saja pulih dari cedera anterior criciate ligament (acl) yang memaksanya beristirahat panjang.
Jika bersandar pada fakta ini, maka lini depan Timnas Indonesia mendapatkan angin bahagia. Bagaimana tidak, para pemain muda Indonesia mencatat produktivitas luar biasa di sejumlah ajang yang mereka ikuti.
Sebelumnya, Timnas U-19 Indonesia juga telah menunjukkan kualitas yang tidak kalah sempurna. Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan total membuat 19 gol dari 4 laga yang dimainkannya.
Tentu saja ini menjadi sinyal indah bagi lini serang Skuat Garuda 5-6 tahun ke depan. Kini tinggal bagaimana stake holder sepakbola nasional bisa menjadi 'orangtua' bagi para pemain muda.
Wadah kompetisi yang berkualitas serta konsisten penting disiapkan sebagai saluran kembang mereka. Pun demikian dengan bagaimana menjaga mental para pemain agar tidak lapuk di awal hari.
Hari-hari baru rasa lama, di mana kita memiliki kualitas bomber macam Ricky Yacobi, Gendut Dony, Ilham Jayakesuma, Budi Sudarsono, Boaz Solossa, Cristian Gonzales, dan Irfan Bachdim akan kembali bersemi. Deretan nama ini merupakan para predator buas di masanya yang sepertinya akan 'bereinkarnasi' pada para penggawa muda Indonesia.