Kelumit masalah di Liga 2 terus berkembang memasuki fase babak 16 besar. Kali ini para klub yang berlaga menagih hak siar televisi dari PT LIB.
Padahal sebelumnya, Tigor Shalom Boboy telah mengatakan bahwa klub Liga 2 tidak kebagian jatah dari hak siar. Pasalnya, COO PT LIB ini menyatakan bahwa hak siar hal tersebut sudah termasuk dalam komponen subsidi yang diberikan.
’’Klub Liga 2 tidak mendapat pembagian dari pendapatan hak siar. Sebab, semua sudah masuk ke subsidi yang kami berikan,’’ sepertti dikutip dari Jawa Pos.
Klub-klub Liga 2 pun langsung bereaksi usai mendapat keterangan ini. Yoyok Sukawi misalnya, selaku General Manager PSIS Semarang, dirinya menyebut bahwa Tigor keliru.
Yoyok menyebut bahwa seharusnya setiap klub Liga 2 tetap akan mendapatkan jatah hak siar usai kompetisi. Hal ini merupakan bagian dari kewajiban PT LIB yang harus dipenuhi.
’’Tampaknya ada yang salah dengan omongan Pak Tigor. Kami tetap akan mendapat hasil dari hak siar. Itu akan dibagikan di akhir kompetisi,’’ katanya.
Hal yang disampaikan Yoyok tentu bukan tanpa alasan yang kuat. Pria berusia 39 tahun ini mengatakan siaran langsung televisi membuat pendapatan klub meredup.
Jika akhirnya klub tidak mendapatkan jatah hak siar maka tentu mereka akan merugi. Yoyok pun menegaskan bakal memperjuangkan apa yang dianggap menjadi haknya ini.
’’Kalau kami tidak mendapat apa apa, berati rugi besar dong. Kami akan melawan,’’ tegasnya.
Yoyok juga membandingkan kondisi di kompetisi sebelumnya, saat mereka bermain di Divisi Utama pada tahun 2014 lalu. Saat itu, Yoyok mengaku PSIS mendapatkan uang Rp50 juta untuk setiap kali pertandingan yang disiarkan secara langsung.
’Ingat, itu kompetisi 2014. Pertandingan kami sudah dihargai sebesar itu. Lha, masak di kompetisi 2017 bukannya bertambah, malah menurun,’’ kata Yoyok.
PSIS sendiri masih akan melakoni babak 16 besar Liga 2. Klub berjuluk Mahesa Jenar ini tergabung di Grup B bersama PSMS Medan, Persita Tangerang, dan Persibat Batang.