Keberhasilan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 lolos ke putaran final Piala Asia U-16 2018 patut diacungi jempol. Tim berjuluk Garuda Asia tersebut meraih hasil sempurna di kualifikasi. Empat pertandingan semuanya dilibas dengan kemenangan.
Thailand, Timor Leste, Laos, dan Kepulauan Mariana Utara dibabat habis Garuda Asia di babak kualifikasi Grup G. Total, Timnas U-16 membukukan 25 gol dan hanya sekali kebobolan.
Kesuksesan Timnas U-16 membuat mantan asisten pelatih Garuda Asia, Yeyen Tumena ikut angkat bicara. Menurutnya, sosok kunci keberhasilan Timnas U-16 ada di tangan dingin pelatih Fakhri Husaini.
“Kalau kita bicara soal Timnas U-16, kebetulan dua tahun lalu saya jadi asisten Fakhri. Saya respek dengan cara kerja Fakhri. Karena terstruktur dan detail. Orang ini menurut saya sangat sempurna, karena dia melihat sepakbola bukan sekadar bermain, terakhir saya bersyukur dia menambahkan tim psikolog,” ujar Yeyen ketika ditemui wartawan di bilangan Jakarta Selatan, Sabtu (24/09/17).
Menurut Yeyen, sepakbola bukan sekadar permainan untuk Timnas kelompok umur, terutama U-16. Pasalnya, banyak faktor yang masih mempengaruhi manusia beranjak dewasa. Yeyen memberi contoh ketika Garuda Asia gagal total pada Piala AFF U-15 Juli 2017 lalu.
“Karena di kelompok usia muda yang lebih penting bukan mereka hanya bermain sepakbola, tapi melibatkan perasaan. Makanya grafik tidak stabil. Ketika timnya tidak berhasil di Piala AFF, dia merombak tim. Karena dari tes psikolog yang dilakukan, itu ketahuan mana pemain yang potensial atau tidak. Tim kesehatan dll sains sangat penting untuk sepakbola,” kata pria asal Sumatera Barat itu.
Yeyen adalah mantan asisten pelatih Fakhri Husaini pada 2015 lalu. Saat itu, kisah pedih menghampiri Yeyen. Timnas U-16 terpaksa dibubarkan karena sanksi FIFA kepada PSSI.