Kegemilangan Persebaya Surabaya saat menjalani laga perdana di babak 16 besar Liga 2, tak diikuti dengan pendapatan tiket. Meski menang 5 gol tanpa balas dari PSBS Biak, skuat berjuluk Green Force ini hanya ditonton oleh 17 ribu orang.
Padahal, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya berkapasitas 50 ribu kursi. Jumlah tiket yang terjual ini jauh berkurang ketimbang laga terakhir Persebaya saat menjamu PSIM Yogyakarta, yang diperkirakan mencapai 45 ribu kursi.
Jadwal pertandingan yang digelar mulai pukul 15.00 WIB dianggap menjadi salah satu persoalan. Pada waktu tersebut, sebagian pendukung masih beraktivitas, karena hari pertandingan yang juga pada hari kerja.
Selain itu, jadwal siaran langsung televisi juga ikut mempengaruhi animo para pendukung ke stadion. Hal inilah yang dikeluhkan oleh Chairul Basalamah, Manajer Persebaya.
"Kami sudah mengajukan surat protes kepada PT LIB. Selain waktu kick-off sore dan hari kerja, siaran langsung membuat Persebaya merugi," ujar Chairul seperti dikutip dari Emosi Jiwaku.
Chairul juga menyatakan bahwa jadwal yang tidak tepat membuat pihaknya bisa rugi banyak. Potensi kerugian bahkan ditaksir mencapai miliaran rupiah.
"Potensi pendapat kami dari tiket menguap. Bayangkan jika 20.000 Bonek tak jadi nonton gara-gara jam kick-off dan siaran langsung, berapa miliar kerugian Persebaya?” tambah Chairul.
Sebelumnya, pihak PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi juga sudah menyampaikan kebijakan soal hak siar televisi. Menurut Tigor Shalom Boboy selaku COO PT LIB, klub Liga 2 tidak akan mendapat jatah hak siar televisi.