Kegagalan Tim Nasional (Timnas) Indonesia mendulang medali emas di SEA Games 2017 masih teringat betul di kepala Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Garuda Muda, julukan Timnas U-22, hanya mampu membawa pulang medali perunggu ke Tanah Air.
Tidak berselang lama, Timnas U-19 juga membukukan torehan yang serupa seperti seniornya. Raihan tim berjuluk Garuda Asia tersebut sebatas merebut peringkat ketiga Piala AFF U-18 2017.
Prestasi yang lebih membanggakan dicapai oleh Timnas U-16. Armada Fakhri Husaini berhasil melaju ke putaran final Piala Asia U-16 2018. Pada babak kualifikasi, Sutan Zico dan kolega menorehkan hasil sempurna. Garuda Asia, sebutan untuk mereka, meraih empat kemenangan tanpa sekalipun menelan kekalahan.
Perbedaan kinerja Timnas di level umur tersebut mendapat tanggapan dari Edy. Menurut pria yang juga menjabat sebagai Pangkostrad, kekurangan di Timnas U-22 karena sempat terpancing panasnya suasana pertandingan. Hingga akhirnya, Garuda Muda kalah dari Malaysia di semifinal SEA Games 2017. Absennya tiga pilar inti turut mengganggu keseimbangan tim.
"Dari evaluasi kemarin, itu non-fisiknya yang belum siap, yaitu emosional, membuat 'team work' (red: kerja sama tim) terganggu. (Tim) usia 22, saat yang diperlukan main dengan Malaysia, tiga pemain inti tidak bisa main karena akumulasi kartu," ucap Edy kepada wartawan.
Mereka yang absen melawan Malaysia adalah Hansamu Yama, Muhammad Hargianto, dan Marinus Wanewar. Ketiganya menjalani hukuman akumulasi kartu pada waktu itu.
"Itu yang dikembalikan ke dia, dipahami, bahwa olahraga itu tidak bisa dipakai dengan emosi. Salahkah mereka (Timnas U-22)? Oh tidak salah, persoalannya bukan salah tidak salah, (tapi) untung dan rugi yang perlu dipikirkan," pungkas Edy.