Konfik referendum mengenai kemerdekaan Catalan telah memicu situasi tegang di wilayah tersebut. Mantan pemain sekaligus manajer Barcelona, Josep Guardiola angkat suara mengenai perseteruan tersebut.
Manajer 46 tahun itu merupakan salah satu dari sebagian tokoh Catalunya yang mengajak orang-orang Catalan untuk mendukung demokrasi dengan mengikuti pemungutan suara yang dilaksanakan, Minggu (01/10/17) kemarin.
"Kami tidak ingin mereka berpikir bahwa kami tidak menyukai Spanyol," katanya dalam wawancara dengan Catalunya Radio dan RAC1.
Ia menjelaskan kalau Spanyol adalah negara yang luar biasa dengan literatur yang dimiliki, juga olahraga yang digandrungi masyarakatnya, serta kota yang indah. Pep juga mempertanyakan apakah salah jika ia dan ribuan warga Catalunya ingin menata masa depan dengan sendirinya.
"Tapi ada kebutuhan untuk memahami bahwa ada populasi yang ingin menentukan masa depannya sendiri," tambah manajer Manchester City itu.
Sedangkan untuk kekerasan yang dikabarkan beberapa media di sekitar tempat pemungutan suara, pelatih Manchester City itu marah karena fakta yang dilemparkan media tidak semuanya benar.
"Spanyol akan mencoba menutupi kenyataan, tapi media lain di dunia akan menunjukkannya (kebenaran)," papar manajer yang dulu berposisi sebagai gelandang bertahan itu.
Guardiola sendiri memang lahir dan besar di wilayah otonom tersebut. Pada Juni lalu ia juga sempat terlibat dalam kampanye kemerdekaan Catalunya. Selama masih aktif menjadi pemain, ia juga sempat membela Tim Nasional Catalunya dalam beberapa pertandingan tidak resmi FIFA.
Uniknya, mantan pelatih Barcelona itu tercatat pernah membela Tim Nasional Spanyol hingga 47 laga. Bahkan pada sebuah wawancara dengan BBC beberapa waktu lalu, dirinya sempat mengutarakan mimpi melatih Timnas Spanyol suatu hari nanti.
Publik Catalan tengah menggelar referendum pada 1 Oktober 2017. Referendum tersebut dilakukan untuk menentukan apakah Catalunya tetap menjadi bagian Spanyol atau memisahkan diri dan menjadi negara merdeka.