Joko Susilo sangat berharap isu ancaman mogok bertanding tak pernah terjadi. Dalam kacamata Pelatih Arema FC tersebut, isu miring seperti itu berdampak buruk bagi persiapan tim terutama psikologis pemain.
"Mereka pasti sudah update soal isu itu. Sekarang jaman online, serba cepat. Saya hanya khawatir ada gangguan pada level psikologis pemain," ucap pelatih yang biasa disapa Gethuk tersebut.
Seperti diketahui, 15 klub yang tergabung dalam Forum Komunikasi Klub Profesional Sepakbola Indonesia (FKKPSI) sempat memunculkan isu tersebut lantaran protes terhadap beberapa kebijakan PT Liga Indonesia Baru dalam mengelola kompetisi Liga 1 musim ini.
Gethuk pun berharap, tidak ada gangguan lagi pada kompetisi, apalagi sudah menyisakan enam hingga tujuh pekan terakhir. Terlebih, Arema FC adalah salah satu di antara 15 klub dalam FKKPSI yang ikut protes pada beberapa kebijakan LIB, seperti halnya Madura United, Persija Jakarta, dan beberapa tim lainnya.
"Arema adalah induk kita, begitu pula federasi (PSSI). Seperti anak ayam, kita hanya bisa ikut apa yang induk inginkan," paparnya.
Kendati demikian, Gethuk berharap segala persoalan mengenai gejolak yang timbul segera selesai. "Pasti ada jalan keluar. Bagaimana pun, kompetisi sepakbola kita ini pasti ada aspek plus dan minusnya," tuturnya sedikit bijak.
Ia pun lantas membandingkan apa yang terjadi saat ini dengan tahun 2015 silam. Ketika itu, kompetisi yang baru berjalan dua pekan akhirnya terhenti lantaran adanya pembekuan dari pihak pemerintah kepada federasi karena adanya beberapa hal yang dinilai tak sesuai jalur yang semestinya.
"Tahun 2015 saja bisa (kompetisi berhenti), apalagi sekarang. Tapi jangan sampai terjadi lagi, karena sepakbola kita memberi banyak pengaruh pada pelakunya," tutupnya.