Nasib Gojek Traveloka Liga 1 tengah berada di titik simpang, pasca protes dari 15 klub yang tergabung di dalamnya menyuarakan protes. Kelimabelas klub ini menyatakan bakal melangsungkan aksi mogok karena alasan transparansi yang tidak jelas dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator.
Hal ini kemudian disambut emosional oleh Edy Rahmayadi selaku Ketua Umum (Ketum) PSSI. Edy menegaskan bahwa dirinya bakal membubarkan kompetisi jika 15 klub ini nekat melanjutkan aksinya.
Polemik ini sendiri menjadi isu kritis jelang berakhirnya Liga 1, yang kini tinggal menyisakan 6 laga tersisa. Akmal Marhali, selaku Koordinator Save Our Soccer (SOS) menyatakan bahwa polemik ini sebenarnya bisa dihindari sejak awal.
“Saya tidak terkejut. Karena di awal ketika Edi Rahmayadi terpilih sebagai ketum PSSI, Save Our Soccers sudah mengingatkan ada potensi bom waktu yang akan meledak setiap saat di tangan ketum PSSI di musim pertamanya memimpin," ujar Akmal ketika dihubungi INDOSPORT.
Akmal sendiri menilai bahwa ketegangan antara kedua kubu ini merupakan 'cerita lama' yang kemudian menyeruak kembali ke permukaan. Kini SOS menilai jika problem tersebut menjadi bola panas yang harus segera diselesaikan PSSI dan PT LIB.
Ancaman mogok sendiri dinilainya sebagai hal yang wajar, lantaran absennya keterbukaan PT LIB soal kompetisi itu sendiri. Semua pihak pun diminta bijak dalam menangani permasalahan ini.
"PSSI harus paham bahwa mereka mendapatkan amanat dari publik sepakbola nasional. Maka dari itu transparansi soal kompetisi menjadi hal yang harus dijalankan," tegas Akmal.
Polemik pembubaran ini sendiri belum dianggap serius oleh sejumlah pemain. Evan Dimas misalnya, yang mengaku masih fokus untuk mempersiapkan diri bersama Bhayangkara FC yang kini menjadi pemimpin klasemen sementara Liga 1.
Hal senada juga disampaikan oleh Gabiel Budi Liminto, selaku salah satu agen pemain asing di Indonesia. Menurutnya para pemain asing yang menjadi kliennya juga senada dengan Evan Dimas yang masih fokus menjalani kompetisi.