Buntut kerusuhan yang melibatkan antara suporter Persita Tangerang dan PSMS Medan tampaknya berdampak panjang. Seperti diketahui kerucuhan antar suporter kembali pecah. Dimana saat suporter Persita Tangerang yang berisi warga sipil terlibat kerusuhan dengan suporter PSMS Medan yang berisi prajurit dari divisi Kostrad Cilodong.
Hal ini pun diakui oleh Panglima Komando Strategis Angkatan Darat, (Pangkostrad), Edy Rahmayadi. "Memang iya, itu kebanyakan dari Kostrad. Tapi ada masyarakat sipil juga," ucap Edy, Kamis (12/10/17).
- Insiden Berdarah Persita vs PSMS, PT LIB: Semua Pihak Harus Dewasa
- Edy Rahmayadi Akui Anak Buahnya Terlibat Rusuh Suporter
- Pangkostrad Selidiki Insiden Tewasnya Suporter Persita
- Masa Kelam, Berikut 3 Pendukung Persita yang Tewas Tahun Ini
- Pengamat Militer: Jika Benar Oknum TNI, Harus Ditindak agar Jera
Buntut kejadian ini, Edy mengambil langkah tegas. Edy yang juga menjabat Ketua Umum PSSI melarang suporter dari kalangan militer masuk ke dalam stadion.
“Untuk sementara ini, tidak saya izinkan prajurit-prajurit (suporter militer) ini masuk ke dalam stadion,” tegas dia.
Hukuman ini diberlakukan Edy tak hanya di kancah Liga 2. Namun para suporter militer ini masuk di kancah Liga 1. Tentu kejadian ini juga berdampak bagi tim PS TNI. Sebab dengan begitu tim berjuluk The Army yang diisi oleh mayoritas tentara tidak akan mendapat dukungan dari suporter tercintanya.
Namun kini perwira bintang tiga dari Angkatan Darat (AD) itu pun berjanji akan mengusut para personilnya yang terlibat dalam kerusuhan itu. Kata dia, jika benar bersalah, para prajuritnya itu akan dikenai hukuman. “Akan saya hukum. Pasti akan saya hukum,” tutup dia.