Peristiwa memilukan mengiringi kelolosan PSMS Medan dari babak 16 Besar Liga 2. Seorang suporter Persita Tangerang, Laskar Benteng Viola (LBV), bernama Banu Rusman meninggal dunia akibat bentrokan antarsuporter. Banu meninggal setelah mengalami luka sobek pada bagian kepala. Pemuda asal Tangerang Selatan itu menjadi korban tindakan barbar yang dilakukan oleh pendukung PSMS berambut cepak.
Bentrokan suporter bermula ketika pendukung Persita turun ke lapangan untuk menghampiri skuat kebanggaan merka usai pertandingan. Mereka melancarkan protes karena kecewa melihat Pendekar Cisadane, julukan Persita, gagal lolos ke babak 8 Besar Liga 2.
Setelah itu, mereka mendatangi tribun pendukung PSMS Medan yang didominasi oleh suporter berambut cepak. Efek dari kekecewaan yang tak terkendali, mereka melempari suporter PSMS berambut cepak dengan batu dan botol.
Akibatnya, suporter PSMS berambut cepak mulai terprovokasi dan terpancing emosinya. Mereka pun merangsek masuk ke lapangan untuk mengejar pendukung Persita. Kisruh antarsuporter pun tak bisa dihindarkan. Hingga akhirnya berujung dengan meninggalnya Banu.
Pelatih PSMS, Djadjang Nurdjaman, mengaku terpukul dengan peristiwa yang mengakibatkan satu orang suporter harus kehilangan nyawanya. Dari lubuk hati yang paling dalam, mantan arsitek strategi Persib Bandung itu bersimpati atas berpulangnya Banu.
“Saya mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya suporter Persita. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran oleh Allah SWT,” ucap Djadjang Nurjaman saat dihubungi INDOSPORT, Kamis (12/10/17).
Saat ini kasus penganiayaan yang berujung kematian Banu masih terus diselidiki PSSI dan pihak terkait. Pangkostrad sekaligus Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, berjanji akan mengusut tuntas dan menghukum para pelakunya jika ternyata melibatkan anggota dari kesatuan yang dipimpinnya.