Menjadi penguasa babak penyisihan Grup 2 Liga 2 tidak serta merta membuat Persita Tangerang berjaya di babak 16 besar. Tim berjuluk Pendekar Cisadane tersebut babak belur menenmpati posisi buncit Grup B babak 16 besar.
Persita kalah bersaing dengan PSIS Semarang dan PSMS Medan, dua tim yang melaju ke babak delapan besar. Bahkan, pasukan Bambang Nurdiansyah juga dilangkahi oleh Persibat Batang yang bercokol di peringkat ketiga Grup B.
Pendekar Cisadane hanya berhasil meraup empat poin dari enam laga di Grup B. Dengan rincian, satu kemenangan, satu seri, dan empat kali menelan pil pahit.
Dengan kegagalan bersaing memperebutkan tiket menuju Liga 1, Banur, sapaan karib Bambang Nurdiansyah, mengaku bertanggung jawab. Untuk itu, mantan arsitek Persija Jakarta tersebut menyerahkan kepada manajemen terkait masa depannya di Persita.
“Tim, mulai dari pengurus, pelatih, pemain sudah berusaha maksimal. Tapi hasilnya seperti ini kita harus terima. Tinggal nanti siapa pelatihnya, tidak tahu. Berbenah lagi untuk musim depan,” ujar Banur.
“Kelasnya juga beda di 16 besar. Ketika lawannya agak bagus, atau seimbang, di situ kelihatan. Kita perlu berbenah ke depannya,” katanya menambahkan.
Pada partai terakhir Grup B, Persita tumbang 0-1 di tangan PSMS Medan, Rabu (11/10/17). Hasil itu memastikan Ayam Kinantan, julukan PSMS, melaju ke babak delapan besar menemani PSIS.
“Kita tidak bisa bikin gol. Susah sekali. Gampang kemasukkan. Cara bermain sih imbang. Kita punya banyak peluang. Tapi inilah sepakbola,” pungkas Banur.