Kericuhan suporter yang terjadi pada partai Persita Tangerang versus PSMS Medan, Rabu (11/10/17) mendapat respons dari PT Liga Indonesia Baru (LIB). Operator kompetisi kasta pertama dan kedua Liga Indonesia tersebut akan hati-hati menyelami duduk permasalahan.
Bentrokan suporter bermula ketika pendukung Persita turun ke lapangan untuk menghampiri skuat kebanggaannya. Mereka melancarkan protes karena kecewa melihat Pendekar Cisadane, julukan Persita, gagal lolos ke babak delapan besar Liga 2.
Setelah itu, mereka mendatangi tribun pendukung PSMS Medan yang didominasi oleh oknum TNI. Efek dari kekecewaan, mereka melempari suporter PSMS yang diakui Pangkostrad Edy Rahmayadi sebagai anggotanya, dengan batu dan botol.
- Pangkostrad Selidiki Insiden Tewasnya Suporter Persita
- Masa Kelam, Berikut 3 Pendukung Persita yang Tewas Tahun Ini
- Suporter Persita Tewas, Amnesty Internasional Minta Polisi Usut Tuntas
- Pernyataan Kapten dan Pengurus PSMS soal Tewasnya Pendukung Persita
- Suporter Persita Tewas, Netizen Minta PSSI Usut Tuntas
Tidak berselang lama, suporter PSMS berambut cepak terpancing emosinya dan ikut merangsek masuk ke lapangan untuk mengejar pendukung Persita. Kicruh antar-suporter pun tak bisa dihindarkan.
"Ya saya pikir ini sesuatu yang menjadi bagian dari dinamika kompetisi. Menjelang babak penentuan pasti kita akan temui hal-hal yang seperti ini dan kami hanya bisa berharap agar ini bisa diminimalisir, kemudian juga masing-masing pihak bersikap dewasa menyikapi ini semua," ujar Chief Operation Officer (COO) PT LIB, Tigor Shalom Boboy,
"Dinamika kompetisi ada menang ada kalah. Tapi jangan dengan tindakan-tindakan yang anarkis. Pasti akan kami hukum tetapi harus sesuai dalam peraturan yang berada," katanya lagi.
Info terakhir menyebutkan, salah satu pendukung Persita bernama Banu, meninggal dunia akibat terjebak dalam gesekan antar-suporter itu. Pemuda asal Tengerang Selatan itu mengalami sobek pada bagian kepala.