Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menyebut pihaknya akan menyelidiki lebih mendalam kasus tewasnya suporter. Joko menyebut kasus meninggalnya suporter Persita atas nama Banu Rusman tersebut.
"PSSI akan mendalami kasus yang sangat serius ini. Komisi Disiplin segera bersidang untuk membuat keputusan yang tepat terkait peristiwa itu," ujar pria yang akrab disapa Jokdri tersebut.
Jokdri menyebut peristiwa kerusuhan antarpendukung yang terus-menerus terulang harus secepatnya dihentikan. PSSI juga meminta pihak klub yang berkompetisi di bawah naungan PSSI harus menahan diri dari tindakan-tindakan kekerasan.
Tak ketinggalan Jokdri juga mengucapkan rasa belasungkawa atas meninggalnya Banu, suporter Persita yang baru berusia 17 tahun.
"Kami sampaikan rasa duka yang mendalam untuk keluarga korban. Kami sangat prihatin dengan kejadian ini," tutup Jokdri.
Sebagai informasi, keributan antar-suporter mewarnai keberhasilan PSMS Medan melaju ke babak delapan besar Liga 2. Sebanyak 17 pendukung menjadi korban selepas pertandingan Persita Tangerang melawan PSMS selesai di Stadion Mini Persikabo, Kabupaten Bogor, Rabu (11/10/17).
Pada partai terakhir Grup B babak 16 besar Liga 2 itu, PSMS sukses mengalahkan Persita dengan skor 1-0. Pertandingan yang berlangsung kondusif selama 90 menit ternodai oleh keributan antar suporter kedua kesebelasan.
Mulanya, pendukung Persita turun ke lapangan selepas pertandingan. Mereka menghampiri bench pemain Pendekar Cisadane, julukan Persita, untuk menyatakan rasa kekecewaan. Pasalnya, langkah Persita terhenti di babak 16 besar.
Kemudian, mereka mendatangi pendukung PSMS berambut cepak di Tribun Timur. Botol dan batu dilemparkan. Merasa diprovokasi, pendukung PSMS berambut cepat turun balik ke lapangan untuk mengejar suporter Persita.
Suporter Persita kelabakan. Mereka menjadi pelampiasan kekesalan pendukung PSMS berambut cepak tersebut.