Tewasnya Banu Rusman menjadi persoalan baru dalam tata kelola sepakbola nasional. Bagaimana tidak, pendukung Persita Tangerang ini meninggal dunia karena menjadi korban di laga babak 16 besar Liga 2 melawan PSMS Medan, Rabu (11/10/17).
Apalagi kelompok pendukung PSMS Medan diduga juga disokong oleh sejumlah anggota TNI. Keributan usai pertandingan pun tak bisa dihindari usai kedua kubu terlibat saling provokasi.
"Setelah selesai pertandingan supporter Persita (Ultras Casual) sekitar 20 orang turun ke pinggir lapangan dan melempar tribun tribun yang diisi oleh supporter PSMS Medan (Mayoritas Divif 1 Kostrad Cilodong). Kemudian pihak suporter PSMS Medan turun ke lapangan mengejar Ultras Casual sehingga terjadi keributan," bunyi rilis yang diterima INDOSPORT.
Tragedi ini kemudian disambut akun Instagram resmi Liga 2 dengan duka cita. Akun tersebut kemudian mengunggah sebuah foto berkaitan dengan hal tersebut.
"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rooji’un, semoga amal ibadah Banu Rusman diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tulis akun tersebut.
Pihak Liga 2 juga mengimbau agar seluruh pihak tidak terprovokasi hal ini. Mereka berjanji akan melakukan tindakan preventif di kemudian hari.
"Berharap kita semua tetap satu jiwa, satu keluarga dan tidak terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," tambah akun tersebut.
Terkait insiden berdarah tersebut, PSSI melalui Ketua Umumnya, Edy Rahmayadi angkat bicara. Pria yang juga menjabat sebagai Pangkostrad ini berjanji akan melakukan investigasi mendalam terkait kejadian ini. Bahkan dia akan menghukum anak buahnya bila terbukti melakukan perbuatan tersebut.